KEBAJIKAN SUMBER KEBERKAHAN
Dānañca dhammacariyā ca, Ñatakānañca saṅgahoAnavajjāni kammāni, Etammaṅgalamuttamaṁ.“Berdana, melakukan kebajikan, menyokong sanak saudara,dan tidak melakukan perbuatan tercela, itulah berkah utama.”(Maṅgala Sutta)
Dalam kehidupan ini siapapun orangnya, beragama atau tidak beragama, berkulit putih atau hitam, tentu mengharapkan berkah kehidupan, baik di kehidupan sekarang maupun mendatang. Sering kita temui pula di dalam lingkungan masyarakat, banyak orang yang hidupnya hanya disibukkan mencari berkah pergi ke tempat yang keramat, ke gunung-gunung, ke hutan-hutan, ke goa-goa atau ke tempat lainnya yang dianggap di sanalah sumber berkah dan mereka akan mendapatkan berkah yang melimpah. Ada juga yang sibuk mencari berkah pergi ke orang-orang yang dianggap sakti seperti pergi ke dukun yang menurut mereka dengan usaha atau cara demikian mereka akan mendapatkan berkah kesuksesan, kekayaan, jodoh, kedamaian, kebahagiaan, dan berkah yang lainnya. Demikian pula umat Buddha masih banyak yang percaya dan meyakini hal-hal demikian. Dengan hanya sebatas membaca paritta, membaca mantra, dan mendapat air paritta dari para bhikkhu dan samanera akan mendapatkan berkah. Apakah benar menurut Dhamma demikian berkah itu akan didapatkan? Tentu saja tidak benar. Sang Buddha tidak pernah mengajarkan demikian, bukan dengan cara yang demikian pula kita akan mendapatkan berkah kedamaian juga kebahagiaan.
Menurut Dhamma, sesungguhnya saat ini kita terlahir menjadi manusia merupakan berkah dan kebahagiaan yang luar biasa nilainya. Apalagi terlahir menjadi manusia mengenal ajaran Sang Buddha sekaligus bisa melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari merupakan berkah dan kebahagiaan dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, sangat sesuai dengan tema yang diangkat di Majalah Dhammacakka edisi Ka?hina tahun 2016, Bisa berbuat baik adalah Berkah. Sang Buddha sangat menganjurkan kepada kita semua umat Buddha begitu pentingnya melakukan kebajikan dalam bentuk apapun. Karena sesungguhnya kebajikan adalah sumber dari segala berkah dan kebahagiaan. Dalam ajaran Sang Buddha kita sudah ditunjukkan secara jelas dan sistematis dalam melakukan kebaikan. Banyak macam cara yang diajarkan Sang Buddha untuk melakukan kebajikan atau berbuat baik yang bisa dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya Sang Buddha menjelaskan ada sepuluh macam cara untuk melakukan perbuatan baik yang akan membuahkan berkah dan kebahagiaan dalam kehidupan kita, yang kemudian biasa disebut dengan dasa puakiriyavatthu. Dasa puakiriyavatthu terdiri dari empat kata, yaitu dasa, pua, kiriya dan vatthu. Dasa artinya sepuluh, pua artinya jasa, baik, bajik, manfaat, berguna, kiriya artinya melakukan, dan vatthu artinya dasar, hal, atau cara. Jadi, arti keseluruhan dari dasa puakiriyavatthu adalah sepuluh landasan untuk berbuat kebajikan atau jasa kebajikan. Ajaran ini sangat dianjurkan bagi umat Buddha untuk mempraktikkan keseluruhan dari dasa puakiriyavatthu tersebut. Sepuluh landasan untuk berbuat kebajikan tersebut adalah sebagai berikut:
1.D?na. Artinya beramal, memberi, membantu atau menolong makhluk lain tanpa mengharapkan balasan dari mereka yang telah menerima dana kita.
2.S?la. Artinya hidup bersusila, perbuatan, etika, moral. S?la di antaranya adalah Pacas?la (lima latihan kemoralan).
3.Bhav?na. Artinya meditasi atau samadhi dengan tujuan mengembangkan pikiran yang baik tertuju pada satu obyek.
4.Apacayana. Artinya berendah hati dan punya rasa hormat (menghormat kepada mereka yang lebih tua dan patut diberi hormat).
5.Veyyavaca. Artinya berbakti serta bersemangat dalam melakukan hal-hal yang patut dilakukan.
6.Pattid?na. Artinya membagi jasa kebajikan atau kebahagiaan terhadap semua makhluk dan orang lain, tidak kikir dan tidak mementingkan diri sendiri.
7.Pattanumod?na. Artinya bersimpati terhadap kebahagiaan orang lain, tidak merasa irihati maupun benci.
8.Dhammasavana. Artinya mempelajari dan sering mendengarkan Dhamma (khotbah atau ceramah Dhamma).
9.Dhammadesana. Artinya menyebarkan atau menerangkan Dhamma. Mendengarkan Dhamma atau menyebarkan Dhamma merupakan praktik Dhamma yang tentu akan membawa banyak manfaat yang besar.
10.Di??hajukamma. Artinya berpandangan hidup yang benar. Pandangan hidup yang benar artinya lahir dari pikiran yang benar. Pikiran benar adalah pikiran yang telah terbebas dari lobha, dosa, dan moha.
Inilah sepuluh macam atau cara baik yang apabila dipraktikkan dalam kehidupan akan membawa banyak manfaat dan berkah. Sungguh amat luar biasa berkahnya juga manfaatnya kalau kita mempraktikkan semua perbuatan baik tersebut. Hendaknya mulai sekarang marilah kita munculkan semangat hidup yang baru karena begitu beruntungnya kita masih memiliki kesempatan untuk melakukan kebajikan dengan melaksanakan ajaran Sang Buddha. Bisa terlahir menjadi manusia dan mengenal ajaran Sang Buddha saja adalah berkah yang begitu luar biasa nilainya, apalagi bisa mempraktikkan perbuatan baik atau bajik sudah tentu ini merupakan berkah kehidupan yang amat luar biasa bagi kita umat Buddha.
Sesungguhnya inilah yang patut kita kerjakan dan renungkan setiap saat dalam kehidupan yang singkat ini. Marilah kita tetap bersemangat dalam menjalani hidup ini dengan terus berpedoman pada ajaran Sang Buddha. Berpedoman di sini artinya kita terus berusaha mendorong diri sendiri dengan semaksimal mungkin untuk terus mempraktikkan ajaran Sang Buddha, karena sesungguhnya dengan mempraktikkan Dhamma ajaran Sang Buddha inilah kita akan memperoleh segala keberkahan, ke-damaian, dan kebahagiaan. Kebajikan yang kita lakukan saat ini atau di waktu-waktu yang lampau sesungguhnya itulah sumber dari segala keberkahan yang sekarang kita rasakan di kehidupan saat ini. Semoga kita makin maju di dalam Dhamma dan terus bersemangat mempraktikkan Dhamma. Kebajikan adalah sumber keberkahan.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Semoga semua makin maju dalam Dhamma.
Sumber;
-Suma?galavil?sin? (Dhammapada atthakath?/ Komentar Dhammapada).
-Ma?gala Sutta