KESUKSESAN SEJATI
“Uṭṭhānakālamhi anuṭṭhahāno, yuvā balī ālasiyaṁ upetoSaṁsanna saṅkappamano kusīto, paññāya maggaṁ alaso na vindati.”Walaupun seseorang masih muda dan kuat, namun bila ia malas dan tidak mau berjuang semasa harus berjuang serta berpikir lamban; maka orang yang malas dan lamban seperti itu tidak akan menemukan jalan yang mengantarnyapada kebijaksanaan.(Dhammapada, Magga Vagga 280)
Di dalam kehidupan, manusia bahkan para makhluk lain pasti mengharapkan yang namanya kesuksesan. Tetapi taraf kesuksesan setiap individu berbeda-beda. Yang membedakan sesungguhnya adalah tingkat kepuasan. Setiap orang dapat saja merasa puas hanya dengan memperoleh makanan di hari esok, ada juga yang cukup puas dengan hanya memiliki hari libur yang panjang, dan lain-lain. Meskipun demikian, inti sesungguhnya adalah apapun yang diharapkan dapat tercapai.
Kesuksesan dalam pandangan setiap agama cukup berbeda meskipun intinya sama. Kalau dalam pandangan umum suatu kesuksesan itu berupa tercapainya target yang berhubungan dengan hal-hal materi, jika di suatu ajaran agama dengan hal-hal di atas duniawi. Terkadang memang cukup mencengangkan apabila terdapat suatu kepercayaan dan keyakinan yang kuat terhadap agama. Apabila suatu agama mengajarkan pencapaian tertinggi melalui cara hidup damai dengan makhluk lain, itu adalah hal yang baik. Tetapi bagaimana jika pencapaian tertinggi yang dicapai dengan cara menyakiti makhluk lainnya, yang mana kita tahu bahwa mereka pun punya hak yang sama dengan kita? Jika demikian halnya, maka giliran kebijaksanaan kitalah yang harus digunakan. Jangan hanya demi suatu pencapaian yang belum dapat kita lihat langsung, kita sudah seperti tidak punya hati terhadap makhluk lain. Meskipun itu ajaran orang mulia, termasuk Sang Buddha sekalipun.
Apa maksud dari kita harus memiliki kebijaksanaan terhadap suatau ajaran, termasuk ajaran mulia seperti ajaran Sang Buddha? Jangan kita hanya percaya apa kata kitab suci, guru spiritual, tradisi turun-temurun, dan lain-lain, kemudian mengabaikan hati nurani kita, yang memahami bahwa hal itu kurang sesuai. Kurang sesuai bagaimana? Yang berlawanan dengan konsep benar salah, menguntungkan merugikan, dan lain-lainnya. Kalau kita menggunakan kebijaksanaan kita dalam memahami segala hal, tentu kita akan dapat hidup bahagia, damai, tentram bersama dengan apapun yanga berada di sekitar kita. Tetapi kalau kita belum menggunakan kebijaksanaan, pastilah masih ada makhluk lain di sekitar yang menderita karena perilaku kita. Orang bijaksana adalah mereka yang tahu baik buruk, menguntungkan merugikan, dan lain-lain tanpa me-nimbulkan efek samping yang buruk bagi apapun yang berada di sekitarnya.
Sukses ada beberapa taraf atau jenjang pencapaiannya yaitu taraf biasa, menengah, dan tertinggi. Dalam proses pencapaian suatu kesuksesan tentu ada berbagai faktor-faktor untuk tercapainya secara pasti. Apabila faktor-faktor tersebut tidak atau belum sempurna, taraf kesuksesannya pun akan berbeda. Faktor-faktor dalam mencapai kesuksesan bukan hanya diperoleh dari penelitian-penelitian secara umum oleh berbagai pakar, tetapi juga selalu dikaitkan dengan suatu ajaran yang diyakini seseorang, tanpa terkecuali Buddhisme. Oleh karena itu, terdapat faktor-faktor dalam Buddhisme yang mendukung pada pencapaian sebuah kesuksesan sejati, antara lain:
1.CHANDA (kepuasan dan kegembiraan dalam mengerjakan hal-hal yang sedang dikerjakan)
Dalam kita mengerjakan segala sesuatu, hendaknya kita melakukan-nya dengan penuh rasa puas. Selain itu kita juga harus merasa senang terhadap pekerjaan itu, agar hasil yang kita harapkan sesuai dengan apa yang kita ingin capai. Namun, jika tidak puas dan senang dengan pekerjaannya, mana mungkin juga kita akan fokus pada pekerjaan itu. Alhasil bukannya keberhasilan yang di dapat, tetapi justru sebaliknya.
2.VIRIYA (usaha bersemangat dalam mengerjakan sesuatu)
Dalam bekerja juga kita harus penuh semangat. Kalau tidak ada semangat yang kuat, maka sebuah keberhasilan yang diharapkan tidak akan tercapai. Semangat ini merupakan faktor yang cukup dominan ter-lihat berpengaruh pada keberhasilan yang akan dicapai sesuai dengan harapan. Kalau semangatnya lemah, maka hasilnya akan sedikit. Kalau semangatnya kuat, maka hasilnya akan banyak.
3.CITTA (memperhatikan sepenuh hati terhadap hal-hal yang sedang dikerjakan tanpa membiarkannya begitu saja)
Dalam pekerjaan yang sedang dilakukan, kita juga harus penuh perhatian. Apabila kita ceroboh dalam mengerjakan sesuatu, maka hasil yang akan kita dapat pun tidak maksimal. Perhatian penuh ini sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang. Penuh perhatian di sini juga berarti telaten. Telaten dengan pekerjaannya dan ia tidak akan meninggalkannya sebelum selesai, bahkan hal yang kecil sekalipun.
4.VIMA?S? (merenungkan dan menyelidiki alasan-alasan dalam hal-hal yang sedang dikerjakan)
Mengevaluasi segala hal yang dikerjakan juga akan dapat memunculkan keberhasilan yang maksimal. Apabila seseorang tidak pernah mengevaluasi hasil kerjanya, ia pun tidak akan berhasil dengan baik. Karena jika ada kekurangan-kekurangan dalam faktor untuk mencapai yang ia inginkan, mana mungkin keberhasilan yang maksimal akan diperoleh. Oleh karena itu, perlu juga kita mengevaluasi hasil kerja kita, agar dapat menjadi motivator yang baru untuk lebih yakin dalam mencapai keberhasilan.
Keempat faktor di atas merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Karena apabila hanya satu faktor saja yang terpenuhi, maka hasilnya tidak sempurna. Tetapi apabila keseluruhan faktornya terpenuhi dengan sempurna dan baik, maka pastilah keberhasilan yang diharapkan akan tercapai dengan sempurna. Dengan demikian, faktor-faktor untuk menuju kesuksesan ini hendaknya bukan hanya seperti pedoman yang berharga mahal tetapi tidak bermanfaat. Sebaliknya, diharapkan menjadi pedoman yang berharga dan bermanfaat. Artinya adalah jangan hanya paham secara teori saja, tetapi lanjutkanlah dengan praktik dalam kehidupan sehari-hari. Karena dari praktik itulah, maka hasil yang diharapkan akan dapat kita nikmati secara langsung, bahkan sekarang ini juga, tanpa ada tenggang waktu apabila kita sungguh-sungguh dan sesuai dengan teori yang ada.
Semoga semua makhluk berbahagia.