MEMASUKI TAHUN BARU DENGAN UCAPAN TERKENDALI
Vacῑpakopaṁ rakkheyya – Vācāya saṁvuto siyāVacῑduccaritaṁ hitvā – Vācāya sucaritaṁ care’ti.Hendaklah orang selalu menjaga rangsangan ucapan;hendaklah ia mengendalikan ucapannya. Setelah menghentikan perbuatan-perbuatan jahat melalui ucapan, hendaklah ia giat melakukan perbuatan-perbuatan baik melalui ucapan. (Dhammapada 232)
Hari ini adalah Minggu, 31 Desember 2017 merupakan hari terakhir atau hari penutup untuk minggu terakhir 2017, juga merupakan hari terakhir atau hari penutup untuk bulan terakhir 2017 dan merupakan hari terakhir atau hari penutup untuk tahun 2017. Besok adalah hari pertama atau hari pembuka untuk minggu pertama 2018, juga merupakan hari pertama atau hari pembuka untuk bulan pertama 2018 dan merupakan hari pertama untuk tahun baru 2018. Selamat tinggal 2017 dan selamat datang 2018.
Ucapan yang banyak terdengar dari berbagai pihak bilamana akhir tahun tiba dan memasuki tahun baru boleh dipastikan adalah Selamat Tahun Baru. Kadang-kadang juga ada tambahan kata-kata, yang mengikuti di belakang itu. Misalnya, Selamat Tahun Baru 2018, semoga dapat berkah, semoga dapat rezeki, semoga enteng jodoh, semoga bahagia, dan sebagainya. Ucapan ini juga boleh dipastikan terdengar sangat menyenangkan karena pengaruh dari situasi yang terjadi, di mana pada umumnya saat akhir tahun dan tibanya tahun baru, memang ramai dimeriahkan dengan berbagai acara yang bahkan sangat luar biasa spektakuler. Dengan demikian semuanya merasa sangat senang dan gembira, tidak ada yang sedih sedikitpun. Mengapa demikian? Sebab pada dasarnya semua dilakukan dengan penuh kegembiraan dan rasa senang.
Dalam berucap dengan kata-kata yang menyenangkan dan disertai pikiran baik dan bersih tentu membawa pengaruh yang sangat baik bagi si pendengar dan lingkungan sekitarnya.
Noda-noda Batin yang menyertai ucapan
Ada kalanya terjadi hal-hal yang berbeda dengan situasi yang seharusnya. Jika ada yang kurang senang atau sedih bahkan mungkin sangat sedih, tentu ada sebab yang membuat itu terjadi. Mungkin saja ada hal-hal yang tidak baik dan tidak menyenangkan yang mungkin muncul di sekitarnya. Hal yang paling mudah bisa terjadi adalah seseorang yang berucap salah atau tidak baik dan disalah mengerti maka timbul kegaduhan yang tidak mengenakkan situasi sekitar. Apalagi jika ucapan yang dilontarkan disertai noda batin yang tentu saja bisa sangat mempengaruhi suasana menjadi tidak baik.
Ada banyak macam noda batin yang timbul bisa mengotori pikiran dan ucapan seseorang, yaitu: ketamakan, keserakahan, permusuhan, kemarahan, kekesalan, sikap meremehkan, kecongkakan, iri hati, kekikiran, kecurangan, penipuan, sifat keras kepala, persaingan, keangkuhan, kesombongan, kepongahan, dan kelalaian.
Jika ada noda-noda batin itu menyertai pikiran dan ucapan, maka dampaknya akan sangat terasa pada pihak yang menjadi sasaran ucapan itu. Satu contoh yang mudah dan sering kita tahu terjadi di masyarakat luas, ada orang tertentu kalau bicara lebih sering dengan kata-kata yang orang sebut nyelekit atau menyakiti atau menusuk di hati, kata-kata yang terdengar tidak menyenangkan bagi si pendengar bahkan bagi lingkungan. Umumnya kata-kata dimaksud itu mengandung nilai-nilai buruk seperti di atas sudah saya sebutkan.
Mengikis Noda Batin Diri Sendiri
Jika kita sebagai pihak yang berbicara pertama bisa mengenal dan mengetahui dengan benar bahwa ucapan kita itu disertai noda-noda batin, maka kita sebaiknya berusaha untuk mengikisnya secara benar, sehingga situasi-nya juga akan berubah yang tadinya sempat tidak menyenangkan, akan menjadi tenang dan membahagiakan semua pihak. Kita sering merasa benar sendiri, sehingga kita justru menuduh orang lain yang bersalah dengan mengatakan bahwa kata-kata kita sudah benar, pihak lain yang mendengar itu yang tidak mengerti, dan sebagainya. Padahal kata-kata yang dimaksud itu justru yang menjadi sumber masalah.
Dan jika kita sebagai pihak yang mendengar kata-kata itu, tentu juga perlu melakukan sesuatu yang baik dan benar. Meskipun misalnya pihak lain yang berkata itu memang dengan kata-kata yang kurang menyenangkan bahkan sangat tidak menyenangkan sekali, alangkah baiknya kita belajar juga untuk menyikapi itu dengan penuh kesabaran dan pengendalian diri, sehingga sikap kita tidak semena-mena juga dengan asal bicara tapi justru lebih menyakitkan daripada kata-kata yang terdahulu kita terima atau dengar itu. Sikap ini memang lebih sulit untuk diterapkan/dipraktikkan.
Tumbuh dan Berkembangnya Keyakinan
Andaikata kita pernah mengalami sebuah perubahan yang terjadi karena kita dapat menerapkan hal-hal tersebut di atas, tentu hal itu akan menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi banyak pihak di sekitar kita. Dengan demikian akan menumbuhkan keyakinan pada diri kita sendiri dan siapa pun yang mau belajar dari pengalaman kita itu.
Berdasarkan pengalaman yang sangat berharga tersebut, karena itu diajarkan oleh Guru Agung kita Sang Buddha, maka kita akan dapat memperoleh keyakinan sempurna (tak tergoyahkan) terhadap Tiratana. Dengan memiliki keyakinan tak tergoyahkan pada Buddha, Dhamma dan Sa?gha, tentu akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita sendiri juga orang lain di sekitar kita dalam kehidupan bermasyarakat.
Bebas dari noda batin, Pikiran Damai dan Bahagia.
Dengan situasi yang terjadi pada cara hidup kita yang demikian itu, dengan kekuatan dari keyakinan kita akan dapat memperkokoh keyakinan kita pada Tiratana, sehingga hidup menjadi sangat damai dan bahagia karena keadaan batin yang bebas dari noda-noda yang mengganggu.
Sebagimana isi dari Dhammapada ayat 232 tersebut di atas, maka kita dituntut untuk mengendalikan ucapan, menghentikan perbuatan-perbuatan buruk melalui ucapan dan sebaliknya kita harus mengembangkan dan memperbanyak perbuatan baik kita melalui ucapan.
Selamat tinggal tahun 2017 dan selamat datang tahun 2018. Semoga kita dapat mengurangi atau mengikis tuntas kebiasaan-kebiasaan buruk yang telah kita perbuat selama tahun 2017 dan tidak mengulangi atau tidak menambah lagi di tahun 2018. Semoga kebiasaan-kebiasaan baik yang telah kita lakukan selama tahun 2017 dapat kita tingkatkan lagi dengan mengulangi atau menambahnya lagi di tahun 2018, dan seterusnya.
Semoga kita dapat mengelola hidup kita masing-masing untuk bisa bersama-sama merasakan hidup yang damai dan bahagia.
Semoga semua makhluk berbahagia.
Sekian dan terima kasih