Mantra Hidup
Alkisah, Raja memanggil semua orang bijak dan bertanya pada mereka, apakah ada mantra yang dapat berguna dalam setiap situasi, di setiap tempat, dan di setiap waktu, di saat sukacita, saat sedih, saat kalah, dan di setiap kemenangan.
Satu jawaban untuk semua pertanyaan itu.
“Sesuatu yang bisa membantu saya, adakah yang di antara kalian yang bersedia menasihati saya?
Katakan apakah ada mantra untuk kesemuanya itu?” tanya Raja.
Semua orang bijak bingung dengan pertanyaan Raja.
Mereka berpikir dan berpikir.
Setelah berdiskusi dengan panjang, seorang tua menyarankan sesuatu yang menarik bagi mereka semua.
Mereka menghadap Raja dan memberinya sesuatu yang tertulis di atas kertas, dengan mengatakan bahwa Raja tidak boleh melihatnya karena penasaran.
Hanya dalam keadaan mendesak, ketika Raja menemukan dirinya dan tidak ada cara lain, barulah ia bisa melihatnya.
Raja meletakkan kertas itu di bawah cincin berliannya.
Beberapa waktu kemudian, kerajaan tetangga menyerang. Raja dan pasukannya bertempur dengan gagah berani.
Sayangnya, mereka kalah.
Raja lalu melarikan diri dengan kudanya.
Namun, musuh-musuh mengikutinya, semakin dekat, dan semakin dekat.
Tiba-tiba Raja menemukan dirinya berdiri di ujung jalan, yang di bawahnya terbentang jurang yang cukup dalam.
Jika ia melompat, maka habislah sudah.
Suara kuda musuh semakin cepat mendekat.
Raja gelisah.
Tampaknya sudah tidak ada cara lagi.
Tiba-tiba ia melihat cincin berliannya bersikau terkena sinar matahari.
Ia ingat pesan yang tersembunyi di dalam cincin itu.
Ia membuka lipatan kertas dan membaca pesannya.
Pesannya adalah: “ini juga akan berlalu”.
Raja membacanya.
Sekali lagi membacanya.
Tiba-tiba sesuatu menyentakkannya.
Ya!
Hal ini juga akan berlalu.
Hanya beberapa hari yang lalu, ia menikmati kerajaannya.
Ia merasa paling kuat dari semua raja.
Namun hari ini, kerajaan dan semua kesenangannya akan hilang.
Ia di tempat itu sedang mencoba untuk melarikan diri dari musuh.
Seperti halnya kemewahan yang berlalu, maka hari ini bahaya pun akan berlalu.
Wajahnya pun kembali tenang.
Ia terus berdiri di atas jurang.
Di tempatnya ia berdiri, penuh dengan keindahan alam.
Ia tidak pernah tahu bahwa tempat yang indah itu juga merupakan bagian dari kerajaannya.
Tulisan kecil itu rupanya memberikan efek yang besar pada dirinya.
Ia pun santai dan lupa dengan musuh yang mengikutinya.
Rupanya musuhnya tidak tahu bahwa Raja ada di situ, mereka lari mencari di bagian lain dari lembah itu.
Raja sangat berani.
Setelah kembali ke negerinya ia berperang lagi.
Kali ini ia bisa mengalahkan musuhnya.
Rakyat pun bersuka cita dalam kemenangannya.
Untuk sesaat, Raja berkata pada dirinya sendiri, aku salah satu raja terbesar dan paling berani.
Tidak mudah mengalahkanku.
Mulailah egonya muncul dalam dirinya.
Tiba-tiba cincin berliannya bersinar terkena sinar matahari dan mengingatkannya akan pesan yang tersembunyi di dalamnya.
Ia membukanya dan membacanya sekali lagi. Raja terdiam.
Wajahnya berubah, dari egois, menjadi rendah hati.
Jika ini berlalu, maka ini bukan milikmu.
Kekalahan ini bukan milikmu, kemenangan bukan milikmu.
Semuanya akan berlalu.
Hidup datang dan pergi.
Kebahagiaan datang dan pergi.
Kesedihan datang dan pergi.
Demikianlah pada kehidupan.
Kita adalah salah satu saksi perubahan.
Pengalaman, pemahaman, dan menikmati saat ini.
Semuanya juga akan berlalu.
Oleh: Tekun Winata