Kasih Sayang Orangtua
Sukhā matteyyatā loke, Atho petteyyatā sukhāSukhā sāmaññata loke, Atho brahmaññatā sukhāBerlaku baik terhadap ibu merupakan suatu kebahagiaan dalam dunia ini; berlaku baik terhadap ayah juga merupakan kebahagiaan. Berlaku baik terhadap petapa merupakan suatu kebahagiaan dalam dunia ini, berlaku baik terhadap Para Ariya juga merupakan suatu kebahagiaan.(Dhammapada syair 332)
Pada hari ini tepat tanggal 22 Desember 2013, bertepatan dengan Hari Ibu. Dengan adanya hari ibu adalah kesempatan bagi kita untuk mengingat tentang jasa-jasa dari ibu kita. Seorang manusia sebelum lahir ke dunia, dia akan berdiam kurang lebih sembilan bulan di dalam kandungan seorang ibu. Selama sembilan bulan itu kita hidup tergantung dari ibu kita tersebut. Setelah sembilan bulan ibu kita susah payah melahirkan diri kita ke dunia. Saat melahirkan, seorang ibu mempertaruhkan hidupnya demi kelahiran anaknya. Setelah lahir, ibu menggendong dan memberikan air susu yang merupakan darahnya sendiri. Ibu mengasuh anaknya dengan penuh kasih sayang. Ibu membersihkan kotoran anaknya tanpa merasa jijik. Ibu dan juga ayah terus menjaga anaknya siang dan malam. Mereka tidak dapat tidur dengan nyenyak, karena selalu diganggu oleh suara tangis anaknya. Mereka tidak pernah memikirkan rasa laparnya, tetapi mereka selalu mengusahakan agar anaknya mendapat makanan dan minuman dengan cukup.
Doa Orangtua adalah Mengharapkan agar Anak-anaknya Hidup Bahagia
Dalam perjalan hidup seorang anak, ibu dan ayah selalu mencintai dan berusaha membahagiakan anak-anaknya. Mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Dengan rela, mereka menderita untuk kepentingan anak-anaknya. Mereka berusaha memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada anak-anaknya, sehingga kelak anak-anaknya dapat bekerja sendiri. Mereka terus memikirkan anaknya meskipun anak-nya sudah dewasa sekalipun. Bahkan ketika anaknya sudah mulai hidup berumah tangga, terkadang sebagian orangtua masih takut dan khawatir pada anaknya. Memang tidak ada satupun orangtua yang rela melihat anak-anaknya menderita ataupun hidup susah. Doa orangtua, ibu dan ayah adalah mengharapkan agar anak-anak hidup berbahagia.
Penyesalan Selalu Datang Terlambat
Di dunia ini sering dijumpai anak-anak yang melupakan kebaikan orangtuanya. Mereka tidak menyadari pengorbanan yang amat besar yang telah diberikan oleh orangtuanya kepada mereka. Mereka tidak tahu berterima kasih kepada orangtuanya. Mereka tidak berbakti kepada orangtuanya. Mereka tidak berusaha menghibur dan membahagiakan orangtuanya. Mereka tidak berusaha memenuhi keinginan-keinginan orangtuanya. Mereka menelantarkan orangtuanya. Memang orangtua tidak punya hak atas anak-anaknya, tetapi sebagai seorang anak hendak jangan sampai melupakan orangtuanya. Dan mereka baru menyadari semua itu, ketika orangtuanya sudah meninggal dunia. Mereka baru menyesali semua sikap dan tingkah lakunya sebagai anak yang tidak berbakti. Penyesalan memang selalu datang terlambat.
Membantu Ibu dan Ayah adalah Berkah Utama
Sang Buddha menjelaskan di dalam Ma?gala Sutta yang berisi 38 berkah, terdapat salah satu berkah adalah m?t?pituupa??hana? artinya membantu ibu dan ayah adalah berkah utama. Jika seorang anak dapat membantu ibu dan ayah mereka, maka anak-anak tersebut telah membuat berkah dalam hidupnya serta telah melakukan salah satu dari kewajiban menjadi seorang anak. Dalam Dhammapada syair 332 dinyatakan Berlaku baik terhadap ibu merupakan suatu kebahagiaan dalam dunia ini; berlaku baik terhadap ayah juga merupakan kebahagiaan. Berlaku baik terhadap petapa merupakan suatu kebahagiaan dalam dunia ini, berlaku baik terhadap Para Ariya juga merupakan kebahagiaan.
Di dalam Sigalovada Sutta dijelaskan ada lima kewajiban seorang anak kepada orangtuanya:
1. Merawat orangtua. Ketika orangtua sakit atau sudah jompo anak punya kewajiban untuk merawatnya, melayaninya dengan cinta kasih dan kasih sayang kepada mereka, seperti yang orangtuanya lakukan terhadap anaknya. Maka ketika mereka sakit atau sudah renta, anak harus menjalankan kewajiban yaitu merawatnya.
2. Menanggung beban kewajiban orangtua. Ketika orangtua sudah tidak mampu lagi untuk bekerja dan sudah tidak bisa lagi mencukupi kebutuhan hidupnya, maka seorang anak mempunyai kewajiban untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Sebagaimana sewaktu anak masih kecil, semua kebutuhannya dipenuhi oleh orangtua dari makanan, pakaian, obat-obatan sampai dengan biaya pendidikan, semua itu dilakukan oleh orangtua sampai anak mampu hidup mandiri.
3. Mempertahankan nama baik keluarga. Anak berusaha mempertahankan nama baik keluarga yang selama ini telah dijaga oleh orangtuanya. Berusaha menjauhkan diri dari tindakan-tindakan yang menyebabkan nama keluarga menjadi buruk. Seperti tidak melakukan tindakan kejahatan dan berusaha melakukan perbuatan-perbuatan baik yang membuat nama keluarga menjadi harum.
4. Menjadikan diri pantas menerima warisan. Warisan terbagi dua, yaitu berbentuk materi dan tidak berbentuk materi. Yang berbentuk materi harus dipertahankan, tidak diboros-boroskan untuk bersenang-senang, untuk berfoya-foya, tetapi menggunakan warisan yang berbentuk materi itu dengan baik. Warisan yang tidak berbentuk materipun harus dijaga, yaitu segala kebiasaan-kebiasaan baik yang sesuai dengan Dhamma yang sering dilakukan oleh orangtua.
5. Melakukan pelimpahan jasa setelah orangtua meninggal. Di sini seorang anak tetap mempunyai kewajiban kepada orangtua walaupun orangtuanya telah tiada. Dengan melakukan jasa-jasa kebajikan, dan setelah melakukan kebajikan, kemudian dilimpahkan jasanya kepada orangtua yang telah meninggal, sehingga orangtuanya turut merasakan kebahagiaan atas jasa kebajikan yang dilakukan oleh anaknya.
Dengan demikian kita tahu bahwa sudah banyak sekali hal yang diberikan oleh orangtua kepada kita. Sebagai anak hendak melakukan kewajiban yang baik kepada mereka, saat mereka masih hidup, bukan malah melupakannya, atau bahkan menyesalinya ketika mereka telah meninggal.
Semoga Ibu dan Ayah kita selalu hidup berbahagia.
Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia.