BERKAH DAN PERLINDUNGAN
Attā hi attano nātho, ko hi nātho paro siyā,Attanā hi sudantena, nāthaṁ labhati dullabhan’tiDiri sendiri adalah pelindung bagi diri sendiri, siapa lagi yang bisa melindungi? Dengan diri sendiri sesungguhnya seseorang memperolehperlindungan yang sangat sukar didapat(Dhammapada 160)
Namo Tassa Bhagavato Arahato Samm?sambuddhassa
Berlindung, berlindung, dan berlindung. Mencari dan mencari berkah dan perlindungan. Tetapi kehabisan akal dengan pergi ke berbagai tempat yang dianggap keramat hanya untuk mencari berkah dan mendapatkan perlindungan agar bisa bebas dari banyak bahaya dan berbagai masalah yang timbul. Apa yang didapat? Mari kita simak penjelasan berikut di bawah ini.
Banyak orang yang mencari dan mengejar berkah ke tempat-tempat yang dianggap keramat, seperti bukit-bukit, pohon-pohon, gunung-gunung, dan sebagainya. Bilamana ada yang berhasil sekalipun, tetap itu ada kekuatan dari kehidupan lampau yang bersangkutan. Dan bilamana lebih banyak yang gagal (tidak berhasil) berarti dia tidak memiliki kekuatan baik dari kehidupan lampau. Dengan kata lain, dia tidak pernah berbuat baik di kehidupan lampau, mungkin juga di kehidupan sekarang tidak mengerti berbuat baik sehingga tidak pernah melakukannya.
Makna Tisarana Yang Sesungguhnya
Buddha? Sara?a? Gacch?mi
Dhamma? Sara?a? Gacch?mi
Sagha? Sara?a? Gacch?mi
dan seterusnya.
Aku berlindung kepada Buddha
Aku berlindung kepada Dhamma
Aku berlindung kepada Sa?gha
dan seterusnya.
Tisarana (Tiga Perlindungan) ini adalah satu paket (3 in 1), tidak bisa dipisah-pisahkan. Sebuah perumpamaan: Buddha sebagai dokter, Dhamma sebagai obat/resep, dan Sa?gha (Ariyasa?gha) sebagai pasien yang telah berhasil sembuh dari penyakit setelah mengkonsumsi obat sesuai resep/petunjuk dokter. Begitu juga berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sa?gha, bisa kita lakukan dengan mengikuti petunjuk Buddha dalam Dhamma (Ajaran Kebenaran), juga mengikuti, mencontoh para Ariyasa?gha yang telah berhasil mencapai tingkat kesucian karena sudah mengikuti, mempraktikkan Dhamma yang mengajarkan berbagai petunjuk Buddha di dalamnya. Seorang pasien tidak akan bisa sembuh dari penyakit jika hanya menerima resep/obat tetapi tidak mengikuti petunjuk dokter untuk mengkonsumsi obat sesuai aturan yang diberikan dokter itu. Demikian juga seorang manusia (khususnya umat Buddha) tidak akan mencapai kebahagiaan dalam hidupnya apabila ia tidak menjalankan atau tidak mengikuti petunjuk/nasihat dari Sang Buddha untuk hidup sesuai dengan Dhamma dengan meniru apa yang dilakukan para Ariyasa?gha.
Sang Buddha Sebagai Penunjuk Jalan
Sang Buddha pernah mengatakan, Engkau sendiri yang harus menempuh jalan sampai mencapai tujuan, Sang Tath?gata hanya menjadi penunjuk jalan. Dengan demikian berarti bahwa kita sendiri yang bisa membawa keberhasilan dan kesuksesan, pencapaian tujuan hidup kita sendiri tergantung usaha dan perjuangan kita sendiri. Buddha menemukan jalan Dhamma pada saat mencapai penerangan sempurna dan menunjukkan, mengajarkan Dhamma itu kepada semua pengikut dan kita semua masing-masing untuk mengikuti dan melangkah melalui jalan itu.
Diri Sendiri adalah Pelindung Diri Sendiri
Sebagaimana bunyi ayat 160 Dhammapada seperti di atas, jika dihubungkan dengan makna Tiga Perlindungan, sesungguhnya sangat jelas bahwa siapapun yang mem-bimbing, siapapun yang mengajarkan jalan Dhamma, tetap saja pencapaian tujuan dan keberhasilan akan tergantung si pelaku yang menempuh jalan itu sendiri dan bukan tergantung pada si pembimbing/pengajar.
Sebuah Perumpamaan yang Menarik
Ada sebuah perumpamaan yang cukup menarik, bisa kita simak dengan sebaik-baiknya. Jika kita sedang berada di tengah lapangan terbuka, lalu turun hujan, yang cenderung kita lakukan akan berlari-lari untuk mencari tempat berteduh agar tidak basah dengan air hujan yang turun itu. Itu sudah pasti demikian. Tetapi kalau ada yang melakukan hal lain misalnya pada saat kondisi hujan turun begitu, ia lalu teriak-teriak dengan berkata, wahai payung dan atap, datang dan lindungilah aku dari hujan! Apakah payung akan datang dengan sendirinya? Tentu tidak mungkin. Sudah semestinya kita berusaha dan berjuang untuk mencari dan membuat kondisi apa yang memungkinkan kita dapat berteduh agar bebas dari guyuran hujan, sehingga terhindar dari penyakit yang mungkin timbul dari guyuran hujan itu. Demikian pula hidup kita sehari-hari, akan dapat kita perlindungan kepada Buddha, Dhamma, dan Sa?gha apabila kita hidup mengikuti petunjuk Buddha yang diajarkan dalam Dhamma dengan mencontoh para suciawan (Ariyasa?gha). Untuk memperoleh hal itu tentu kita sendiri yang harus berusaha dan berjuang, mencari di mana dan kapan ada kesempatan untuk menerapkan hidup sesuai dengan Dhamma. Bukan dan tidak mungkin alias sangat mustahil kita tiba-tiba bisa dapat perlindungan tanpa usaha dan perjuangan kita sendiri.
Perlindungan Membawa Berkah
Perlindungan-perlindungan yang diperoleh tentu akan membawa berkah yang menjamin hidup kita bahagia. Kita tidak perlu ragu atas hal itu. Karena kita berusaha berjuang dengan kerja keras dalam menjalani hidup sesuai dengan ajaran kebenaran Dhamma, maka berkah sudah pasti kita akan peroleh menjadi bagian dari perlindungan itu sendiri bagi kita. Kita hidup sering berbuat baik, sering membantu, sering membuat hidup orang lain bahkan makhluk lain bahagia, tentu itu bisa membawa berkah bagi hidup kita sendiri.
Karena kita bisa membantu orang atau makhluk lain bisa hidup bahagia, maka kita akan memperoleh berkah dan perlindungan yang membawa kebahagiaan bagi kita.