SADDHAMMASEN? (Laskar Dhamma)
Dhammo dhajo yo viya tassa satthu, Dassesi lokassa visuddhimaggaṁNiyāniko dhammadharassa dhārī, Sātāvaho santikaro suciṇṇo.Dhamma bagaikan panji Sang GuruMenunjukkan jalan kesucian kepada dunia,Pengantar ke kebebasan, pelindung pelaksana Dhamma,Bila dilaksanakan, mendatangkan kebahagiaan dan kedamaian.(Namakārasiddhi Gāthā - Syair 3)
Semua umat Buddha yang telah menjalankan hidupnya menjadi bhikkhu-bhikkhuni, wajib menanggalkan kehidupan duniawi dan bertempat tinggal di lingkungan tempat ibadah (vih?ra) yang disebut kuti (tempat tinggal para anggota Sa?gha). Selain menjalani kehidupan sebagai Bhikkhu-bhikkhuni, juga mengabdi demi kepentingan perkembangan agama Buddha, membabarkan Dhamma ajaran Sang Buddha dengan penuh cinta kasih.
Sa?gha merupakan bagian
yang tak terpisahkan dalam perkembangan ajaran Buddha. Di mana Sa?gha adalah
bagian dari kesatuan Tri Ratna dari tiga mustika, Jika engkau berlindung
kepada Buddha, Dhamma, dan Sa?gha perasaan takut, khawatir, cemas, tidak akan
muncul (S. I ; 220). Buddha sebagai kesadaran yang tertinggi, Dhamma merupakan
kebenaran dan Sa?gha sebagai person yang memiliki jiwa kebuddhaan. Sa?gha
terbentuk pada waktu kehidupan Sang Buddha dan beliau sendiri menjadi ketua Sa?gha
pada waktu itu. Sa?gha pada kehidupan Sang Buddha sebagai perantara dalam
penyebaran ajaran kebenaran tentang Dhamma. Pengikut Buddha yang semakin banyak
bukan lain adalah pengaruh keyakinan yang muncul melalui ajaran siswa-siswa
Buddha yang menyebar ke berbagai daerah untuk mengajarkan Dhamma.
Ajaran Buddha setelah
Mah?parinibb?na Sang Buddha, dilanjutkan oleh para siswa-siswa utama melalui
konsili-konsili yang menghasilkan kumpulan ajaran Buddha berdasarkan khotbah,
aturan dan peristiwa yang terjadi pada waktu kehidupan Sang Buddha. Penyebaran
ajaran Buddha memberikan banyak kontribusi kemakmuran pada berbagai negara.
Raja Asoka yang terkenal dengan pedangnya dan selalu ingin menguasai
negara-negara yang sebelahnya, namun setelah mendengarkan ajaran Sang Buddha,
kemudian menjadi pengikut Buddha dan berperang bukan dengan senjata tajam
melainkan dengan kebenaran Dhamma.
Sa?gha berperan sebagai
perubah nilai psikologis pada manusia. Orang yang melihat kehidupan dan
perbuatan para bhikkhu yang terlatih dalam s?la, memberikan kesejukan hati dan
rasa damai. Kegembiraan ini muncul dalam diri manusia yang selalu memberikan
penghormatan dan keyakinan terhadap Sa?gha. Di mana para bhikkhu-bhikkhuni yang
selalu memberikan dampak yang baik dalam bertindak.
Perlindungan merupakan ciri
utama Sa?gha sebagai kesadaran tinggi dalam kebuddhaan, memberikan satu
perubahan yang besar terhadap perumah tangga untuk menyelamatkan dari ketakutan
dan kekhawatiran mengenai kehidupan dunia. Sa?gha memberikan rasa aman dan
sebagai sifat kebijaksanaan pada kesucian yang dilakukan seseorang dalam sifat
perlindungan yang dimiliki berdasarkan pada Ariya Sa?gha sebagai pengertian
falsafah kesucian. Sebagai tempat menanam kebajikan yang merupakan ladang subur
bagi perumah tangga, sebab Sa?gha memiliki moralitas yang tinggi dalam s?la dan
vinaya.
Sa?gha sebagai guru dalam
moralitas dan membimbing perumah tangga dan sebagai perlindungan dalam Buddha
Dhamma. Walaupun setelah Mah?parinnibb?na Sang Buddha, para bhikkhu sa?gha
terjadi corak perbedaan dalam berbagai aspek penerapan vinaya ataupun ajaran
Dhamma dari Buddha Gautama. Awalnya bhikkhu adalah sebagai manusia biasa yang
melatih diri dalam moralitas dan kebajikan, menunjukan eksistensi dalam
pengaktualisasian diri dalam latihan untuk mencapai tingkat kesucian. Di sisi
yang lain bhikkhu sebagai penganut Buddha yang memiliki peran untuk menyebarkan
Dhamma, menyebarkan kebenaran agar para makhluk yang lain memperoleh kesempatan
dalam menjernihkan kekotoran batin dengan ajaran Dhamma Sang Buddha, sehingga
prinsip melatih diri sebagai seorang pertapa tidak ditinggalkan, sembari
memberikan ajaran kepada para perumah tangga.
Sa?gha memberikan efek
kedamaian bagi orang yang melihat kualitas moralnya berkat kekuatan Dhamma dan
kebijaksanaan yang dimilikinya bagi setiap pribadi bhikkhu-bhikkhuni.
Pengendalian ini memberikan kekuatan yang luar biasa terhadap lingkungannya.
Bhikkhu Sa?gha dalam praktiknya mengendalikan indrianya sebagai acuan utama
para bhikkhu Sa?gha dalam berpikir berbuat, maupun berbicara. Berjalan dalam
s?la dan vinaya merupakan moralitas yang tinggi yang dapat memberikan kedamaian
dan kekuatan kebijaksanaan.
Kegembiraan terhadap sifat
yang baik akan ditemukan pada orang-orang yang memiliki pengertian dan
kebijaksanaan. Tidak mungkin orang percaya karena takut dapat merasakannya. Dan
sesuatu pengharapan dari sikap moral manusia mencapai kesempurnaan lewat jalan
kebijaksanaan dan pemusatan pikiran yang bersih dari dorongan yang keliru.
Sariputra memberikan kesaksian bagaimana seseorang dapat memiliki keyakinan
yang sempurna kepada Tathagatha dan tidak meragukan ajaran-Nya. Keyakian diuji
dengan mengendalikan indria. Dengan keyakinan ini, semangat kesadaran,
konsentrasi, kebijaksanaan yang terus menerus. Sebelumnya aku hanya mendengar
hal ini, sekarang aku hidup dengan mengalaminya sendiri, kini dengan
pengetahuan yang dalam, aku mampu menembusnya dan membuktikan secara jelas dan
sendiri keindahan itu telah hadir (S. V : 226).
Sumber:
-
Pustaka
Dhamma; Edisi Kamis, 18 Oktober 2012
Oleh: Bhikkhu
SiriratanoThera
(Minggu, 20 November 2016)