KEBENCIAN PERLU DIPADAMKAN
Na hi verena verāni, sammantῑdha kudācanaṁAverena ca sammanti, esa dhammo sanantanoKebencian tidak akan pernah berakhir, apabila dibalas dengan kebencian.Kebencian baru akan berakhir, bila dibalas dengan tidak membenci.Inilah satu hukum abadi.(Dhammapada I.5)
Kebencian Saat Ini
Sudah menjadi perbincangan saat ini, di mana seseorang mudah sekali untuk diprovokasi dan akibatnya hidup saat ini menjadi tidak aman serta tidak nyaman. Kesalahan sedikit dapat berujung panjang bahkan seseorang yang tenang pun dipancing-pancing dengan berbagai cara agar menjadi terprovokasi. Cara yang paling ampuh saat ini untuk memprovokasi adalah menyebar kebencian. Banyak berita-berita di media massa dan elektronik yang direkayasa dengan tujuan untuk menyebar kebencian dan memicu kebencian.
Kebencian itu kalau sudah masuk ke dalam pikiran seseorang, kebencian itu akan sulit untuk dipadamkan. Kebencian tidak akan pernah hilang jika dibiarkan saja tanpa adanya usaha yang benar. Perlu dipahami, bahaya kebencian jika disimpan dalam diri akan merugikan diri sendiri dan jika dibiarkan tidak menutup kemungkinan akan menyebar ke orang lain, bagaikan sepercik api yang membakar lahan yang kering dalam waktu sebentar menghanguskan ladang yang berhektar-hektar. Seperti bara api yang tersimpan di balik abu, jika dipicu akan membakar juga. Demikianlah hendaknya kita berusaha memadamkan kebencian.
Tidak Membenci
Dhamma ajaran Sang Buddha inilah menjadi solusi atau jawaban atas kondisi yang terjadi di masa akhir-akhir ini. Di dalam syair Dhammapada bab 1 ayat 5, Sang Buddha pernah menyatakan bahwa: Kebencian tidak akan pernah berakhir, apabila dibalas dengan kebencian. Kebencian baru akan berakhir, bila dibalas dengan tidak membenci. Inilah satu hukum abadi. Inilah yang perlu kita pahami agar api kebencian tidak membakar kebahagiaan.
Kadang bagi beberapa orang merasa tidak adil, tetapi perlu dipahami bahwa dalam hidup ini, kita semua pernah mengalami dibenci oleh seseorang atau bahkan membenci seseorang. Dibenci seseorang bukanlah merupakan keburukan atau kejahatan, melainkan merupakan buah atau akibat dari perbuatan buruk yang sudah kita lakukan di waktu lampau (kamma vip?ka), jadi kita tidak perlu takut akan hal ini. Sedangkan membenci seseorang inilah yang merupakan keburukan/kejahatan, jadi takutlah jika kita membenci orang lain.
Memadamkan Kebencian
Memadamkan kebencian di sini adalah menghilangkan kebencian yang ada di dalam diri kita sendiri, sebab kita tidak mungkin dapat menghilangkan kebencian yang ada pada diri orang lain kecuali orang itu sendiri. Oleh karena itu, kita diingatkan oleh sabda Sang Buddha yang ada di dalam kitab suci A?guttara Nik?ya V, 161. Buddha menjelaskan ada lima hal yang dapat kita lakukan untuk menghilangkan kebencian, yaitu:
1.Mett?: Cinta kasih harus dikembangkan;
2.Karu??: Welas asih/belas kasihan harus dikembangkan;
3.Upekkh?: Keseimbangan batin harus dikembangkan;
4.Asati-amanasikara: Berusaha melupakan kebencian itu;
5.Kammasakata: Merenungkan tentang kepemilikan kamma masing-masing (tanggung jawab kamma).
1.Mett?: Cinta kasih harus dikembangkan. Ketika diri kita sedang menyimpan atau merasa ada kebencian, kita hendaknya mengingat Dhamma. Di dalam Mett? Sutta Sang Buddha menjelaskan bahwa tak selayaknya karena marah dan benci mengharap yang lain celaka. Di sini, ketika timbul kemarahan atau kebencian kadang kita tidak mengingat bahwa kita memiliki cinta kasih. Akibatnya ketika cinta kasih tidak muncul maka yang muncul adalah kebencian. Jadi hendaknya cinta kasih terus dilatih agar ketika ada hal-hal yang memicu kebencian, kita tidak terbakar secara cepat. Selain itu, di dalam Mett? Sutta juga dijelaskan kembangkanlah pikiran cinta kasih tanpa batas. Oleh karena itu, janganlah batasi cinta kasih kita. Dengan cinta kasih muncul, kita akan semakin tahu bahwa kita juga ingin bahagia, orang lain juga ingin bahagia dan akhirnya kita tahu semua ingin bahagia.
2.Karu??: Welas asih/belas kasihan harus dikembangkan. Welas asih artinya kita mengerti di dunia ini tidak ada yang ingin menderita. Ketika muncul rasa benci pada orang lain yang perlu kita kasihani yang pertama adalah diri kita sendiri. Sebab ketika kita membenci, kita adalah orang yang paling pertama menderita. Seperti orang yang menggenggam bara api yang membara, akan membakar tangannya sendiri sebelum ia melemparkannya. Jadi dengan welas asih ini kita semakin sayang pada diri kita. Sebelum usia tua, sakit, dan mati datang hendaknya kasih sayang pada diri sendiri telah berkembang sehingga kebencian tidak tersimpan.
3.Upekkh?: Keseimbangan batin harus dikembangkan. Keseimbangan batin atau ketenangan sangat membantu diri kita saat sedang mengalami kebencian atau terpicu kemarahan, sebab ketenangan ini dapat menghentikan dorongan-dorongan emosi yang mulai membakar, ibarat api akan padam oleh siraman air hujan. Seperti itulah ketenangan akan meredakan kebencian yang mulai berjalan keluar akan menjadi berhenti dan mereda. Dengan latihan meditasi kita akan terlatih mengendalikan pikiran yang kacau dan akhirnya menjadi tenang. Demikian pula kekuatan meditasi yang telah terlatih dan dilandasi dengan pandangan benar akan berhasil menghilangkan kebencian yang ada pada diri kita.
4. Asati-amanasikara: Berusaha melupakan kebencian itu. Kebencian terkadang masih sulit dihilangkan karena kita belum dapat melupakan sebuah kejadian yang sangat menyakitkan. Di sini agar kebencian menjadi hilang berusahalah untuk tidak mengingat-ingat atau dipikir berulang-ulang tentang kejadian yang menyakitkan tersebut. Bagaimana cara melupakannya, aktiflah pada kegiatan-kegiatan yang positif agar pikiran tidak fokus pada kejadian yang menyakitkan tersebut. Lakukan apa yang dapat kita kerjakan, yang bermanfaat bagi diri kita, atau bermanfaat bagi orang lain. Hal ini akan membantu melupakan kebencian tersebut.
5. Kammasakata: Merenungkan tentang kepemilikan kamma masing-masing (tanggung jawab kamma). Merenungkan tentang kepemilikan kamma masing-masing, akan membantu menghilangkan kebencian. Sebab dengan ingat proses kamma, kita menjadi sadar bahwa kalau seandainya kita menyimpan kebencian, kita sendirilah yang akan mengalami kerugian. Lalu mengapa kita masih sulit untuk menghilangkan kebencian? Bukankah kita yang akan rugi sendiri? Hal inilah yang akan membantu untuk diri kita menjadi sadar diri atas fenomena yang terjadi.
Dengan mengingat lima cara yang pernah diajarkan oleh Sang Buddha, semoga kebencian yang ada di dalam diri kita menjadi padam total. Semoga kita semua berbahagia, bebas dari kebencian serta hidup dalam kedamaian.
Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia.