Dhammayatra
- Remaja
- May 13, 2024
- 9 minutes read
Halo teman-teman se-Dhamma semua, sotthi hontu! Pada hari Minggu, tanggal 14 April 2024, Remaja VJDJ mengadakan Dhammadesana dengan tema “Dhammayatra” yang dibawakan oleh Ko Rudy di SMP. Kami sudah merangkumnya untuk teman-teman. Mari kita simak bersama-sama!
Arti Dhammayatra diambil dari kata:
1. Dhamma (Kebenaran)
2. Yatra (Perjalanan)
Jadi, Dhammayatra adalah perjalanan untuk menghormat Dhamma.
Buddha pernah mengajarkan Dhammayatra di Mahaparinibanna Sutta (DN16), yang bersabda:
‘Ānanda, ada empat tempat yang pemandangannya dapat membangkitkan semangat bagi mereka yang berkeyakinan. Apakah empat itu?
1.“Tempat kelahiran Sang Tathāgata” adalah yang pertama.
2.“Tempat Sang Tathāgata mencapai penerangan sempurna” adalah yang kedua.
3.“Tempat Sang Tathāgata memutar Roda Dhamma” adalah yang ketiga.
4.“Tempat Sang Tathāgata mencapai unsur-Nibbāna tanpa sisa” adalah yang keempat.
Dan, Ānanda, para bhikkhu, bhikkhunī, umat-awam laki-laki dan perempuan yang berkeyakinan sebaiknya mengunjungi tempat-tempat tersebut. Dan siapapun yang meninggal dunia saat mengunjungi tempat-tempat tersebut dengan penuh ketulusan hati akan, saat hancurnya jasmani, terlahir kembali di alam surga.’
Keempat tempat tersebut adalah:
1. Tempat kelahiran Sang Tathāgata
Dulu: Lumbini, Kosala
Sekarang: Lumbini, Nepal
2. Tempat Sang Tathāgata mencapai penerangan sempurna
Dulu: Uruvela, Magadha
Sekarang Bodhgaya, Bihar, India
3. Tempat Sang Tathāgata memutar Roda Dhamma
Dulu: Kerajaan Kashi
Sekarang: Sarnath, Uttar Pradesh, India
4. Tempat Sang Tathāgata mencapai unsur-Nibbāna tanpa sisa
Dulu: Kushinara, Kerajaan Kashi
Sekarang: Kushinagar, Uttar Pradesh, India
Sekarang, ketika kita melakukan Dhammayatra di India, biasanya mereka akan menempuh jarak total 1725,4 km dari New Delhi sampai ke Benares/Varanashi, melewati berbagai tempat-tempat bersejarah yang berisikan kebenaran, dari:
-Tempat Sang Buddha membuka batasan antar alam di kota Lucknow.
-Tempat dibabarkannya Mahaparinibbana Sutta di -Jetavana Anathapindika Arama
-Stupa Anathapindika
-Pohon Bodhi Ananda
-Kerajaan Sakya dan 3 Istana (istana musim panas, istana musim dingin, istana musim hujan.
-Tempat stupa terakhir dibuka dari 8 stupa utama (1-8 stupa berisikan relik, sedangkan ada 2 stupa tambahan yang berisikan abu dan mangkuk Sang Buddha).
-Taman Lumbini
-Kushinagar
-Vesali, tempat terbentuknya Sangha serta tempat dimana Sang Buddha menghabiskan 30 hari terakhirnya menjelang Parinibbananya
-Terdapat 2 stupa, yaitu: Stupa Kesariya dan Stupa Vesali (salah satu dari 8 stupa utama).
-Tempat berdirinya universitas terbesar pada zamannya, setinggi 7 lantai
-Stupa Ajatasattu (salah satu dari 8 stupa utama)
-Kuti milik Sang Buddha (Gandhakuti) di Gijjakuta
Ada syarat untuk seseorang melakukan Dhammayatra, yaitu ia harus memiliki:
–>Semangat
–>Keyakinan
–>Ketulusan
Pada saat melakukan Dhammayatra, kita dapat:
· Padakkhiṇā – mengelilingi objek puja searah jarum jam
· Caṅkamana – berjalan dengan penuh perhatian (meditasi)
· Bhāvanā – Samadhi, meditasi
· Pūjābhakti – penghormatan dan baca paritta
· Pembuatan stupika atau tablet
· Anussati – perenungan dan penghormatan
· Dhammadesanā – pembabaran Dhamma
Kita juga dapat melakukan di Indonesia loh!
Karena dulu Wangsa Pallawa melakukan perjalanan dari India ke berbagai tempat di Indonesia. Wangsa Pallawa yang bermigrasi ke Indonesia mendirikan beberapa candi dan bahkan melatar belakangi beberapa kerajaan Hindu-Buddha terdahulu
Wangsa Pallawa yang datang mendirikan:
– Salakanagara di Pandeglang, Banten
– Tarumanagara di Bekasi
– Indraprahasta di Kanci / Palimanan, Selatan Cirebon
– Kutai Martapura di Kutai, Kalimantan timur
Wangsa Pallawa melatarbelakangi awal berdirinya kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Majapahit, dan kerajaan Sriwijaya.
Kita dapat melakukan Dhammayatra di Indonesia dengan mengunjungi berbagai candi yang ada di Indonesia. Namun, apakah kalian tahu apa perbedaannya candi Hindu dan candi Buddhis?
Candi Hindu memiliki sumur di bawah patung utama yang di dalamnya ada box berisikan berbagai emas dan mantra sebagai bentuk sakralitas candi Hindu. Jadi jika sebuah candi Hindu sudah tidak memiliki box tersebut di dalam sumurnya, candi tersebut di anggap sudah kehilangan sakralitasnya.
Candi Buddha tidak memiliki sumur di dalamnya, tetapi setiap candi memiliki stupa pada puncaknya.
Candi Buddhis di Indonesia terbagi menjadi 2 jenis sesuai bentuknya, yakni:
▪ Candi Vertikal (kurus dan memanjang ke atas)
▪ Candi horizontal (agak gemuk dan tidak terlalu tinggi)
Contoh-contoh candi di Indonesia:
Di daerah Jawa Barat, Situs Candi Batujaya:
– Candi Jiwa
– Candi Blandongan
– Candi Serut
– Candi Sumur
Di daerah Jawa Tengah, Peninggalan Mataram Kuno:
– Candi Kalasan → Merupakan candi tertua dan dipercaya desainnya dipengaruhi desain Yunani
– Candi Sari → Bentuknya menyerupai vihara 2 tingkat untuk Bhikkhu dan Bhikkhuni
– Candi Pawon → Berasal dari ejaan Pa-awu-an yang berarti tempat menyimpan abu
– Candi Sewu → Berisikan patung Yakka (penjaga)
– Candi Mendut → Satu-satunya candi dengan patung Buddha yang tidak duduk bersila
– Candi Lumbung → Disebut demikian karena mirip dengan lumbung padi
– Candi Ngawen → Memiliki patung 5 Dhyani Buddha sesuai dengan mata angin Utara, Selatan, Timur, Barat, dan Tengah
– Candi Bubrah → Memiliki banyak lambang Buddhis di dalamnya
– Candi Plaosan → Dibagi menjadi 2 yaitu Lor (untuk Bhikkhu) dan Kidul (untuk Bhikkhuni)
– Candi Banyunibo → Candi ini dilengkapi ornamen yang beragam.
– Candi Sojiwan → Memiliki beberapa panel relief yang bercerita tentang cerita-cerita binatang
– Candi Borobudur → Candi ini merupakan candi terbesar di Indonesia dan tidak memiliki ruangan seperti candi-candi lainnya
Di daerah Jawa Timur, Keprabuan Majapahit:
– Candi Jawi
– Candi Singosari
– Candi Sumberawan
– Candi Brahu
Sumatra, Kedatuan Sriwijaya:
– Candi Muaro Jambi
– Candi Tinggi 1
– Candi Tinggi 2
– Candi Perwara & Stupa, Candi Tinggi 2
– Candi Astano
– Candi Kembar batu
– Gapura Candi Kembar batu
– Candi Gumpung
– Gapura Candi Gumpung
– Candi Kedaton
– Main Gapura, Candi Kedaton
– Candi Gedong 2
– Gapura Candi Gedong 2
– Candi Gedong 1
– Gapura Candi Gedong 1
– Anandajoti Bhikkhu
– Kanal Kuno
– Candi Muara Takus
– Candi Tua
– Candi Palangka
– Candi Mahligai
– Candi Bungsu → Terdiri dari 2 jenis batu yaitu batu sungai dan batu bata
Demikian rangkuman tentang “Dhammayatra” yang diadakan di SMP, semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari. Terima kasih sudah membaca dan sotthi hontu!