Kerukunan
- Puja Bakti Umum
- May 13, 2024
- 6 minutes read

Pare ca na vijānanti, mayamettha yamāmase
Ye ca tattha vijānanti, tato sammanti medhagā
Sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa, dalam pertengkaran mereka akan binasa; Tetapi mereka, Yang dapat menyadari kebenaran ini;
Akan segera mengakhiri semua pertengkaran.
(Dhammapada, Syair 6)
Manusia tidak hidup sendiri dan tentu saja juga tidak bekerja sendiri, ia harus berhubungan dan membutuhkan dukungan orang lain. Di setiap hubungan pasti ada perbedaan, karena setiap individu memiliki karakter yang tidak sama, pola berpikirpun tidak sama bahkan dalam satu keluarga pun memiliki karakter yang berbeda. Tetapi perbedaan ini tidak akan menjadi masalah apabila kita dapat saling menghargai dan saling menghormati.
Mengacu pada salah satu khotbah Guru Agung Buddha mengenai kerukunan di dalam Saraniya Dhamma Sutta, ada enam Dhamma yang akan membawa seseorang pada saling mengingat, saling mencintai, saling menghormati, saling menolong, saling menghindari percekcokan; yang akan menunjang kerukunan persatuan dan kesatuan. Enam Dhamma ini adalah:
Mettakāya Kamma, memancarkan cinta kasih dalam perbuatannya baik terhadap sesama, di depan maupun di belakang. Dengan kita mempraktikkan cinta kasih melalui perbuatan tanpa rasa benci, bebas dari ketakutan, bebas dari pikiran agar di lihat orang, maka gotong royong dan kebersamaan akan terjalin
Mettavaca kamma, memancarkan cinta kasih dalam ucapan baik terhadap sesama di depan maupun di belakang mereka. Ucapan dengan cinta kasih adalah ucapan yang menimbulkan keharmonisan, ucapan yang menyenangkan. Memunculkan ketenangan bagi yang mendengarkan.
Mettamano kamma, memancarkan cinta kasih dalam pikiran terhadap sesama baik di depan mau pun di belakang mereka. Pikiran adalah pelopor dari ucapan dan perbuatan. Apabila kita dapat mengontrol pikiran kita jauh dari rasa benci maka ucapan dan perbuatan kita juga otomatis baik.
Sādhāraṇa bhogī, berbagi hal yang telah diperoleh dengan benar kepada sesama. Berbagi dalam hal ini dapat diartikan dengan dāna, baik berupa materi seperti makanan, uang, pikiran maupun tenaga.
Sīlāsamanata, bersama-sama melaksanakan sīla dengan baik. Melaksanakan sīla yang sempurna yang tidak berlubang akan membawa kepada kebahagiaan karena tidak ada rasa ingin mencelakai orang lain, tidak ada rasa ingin memiliki barang orang lain, tindakan asusila, berkata bohong dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang menyebabkan hilangnya kesadaran sehingga batin menjadi tenang tanpa beban, yang melihat pun jadi senang.
Diṭṭhisāmaññata, memiliki pandangan benar yang sama. Sama sama memiliki Hiri dan Ottapa malu berbuat jahat dan takut akan akibatnya. Tahu bahwa apapun yang dilakukan akan membawa hasil. Perbuatan buruk akan membawa pada penderitaan, perbuatan baik akan membawa pada kebahagiaan.
Enam Dhamma ini akan menunjang tujuan agar saling mengingat, saling mencintai, saling menghormati, saling menolong, saling menghindari percekcokan; yang akan menunjang kerukunan, persatuan dan kesatuan. Maka marilah kita bersamasama belajar menciptakan kerukunan di lingkungan sekitar kita mulai dari diri sendiri. Karena kita tidak bisa merubah orang lain tapi kita bisa merubah perilaku diri sendiri
Sabbe Sattā Bhavantu Sukhitattā
Oleh Bhikkhu Pariñño
Minggu, 05 Mei 2024