Meraih Kedamaian Sebagai Perumah Tangga
- Mahasathi
- May 13, 2024
- 3 minutes read
Sotthi hontu, teman – teman se-Dhamma! Pada hari Minggu, 14 April 2024, Mahasathi Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya mengadakan puja bakti bersama dan mendengarkan Dhammadesana yang dibawakan oleh Romo Seno Halim dengan topik “Meraih Kedamaian Sebagai Perumah Tangga”.
Dalam ajaran Buddhisme, terdapat 8 kondisi dunia yang kerap dialami dalam kehidupan sehari – hari. Tidak peduli kepada siapa, darimana asalnya, saat berada dimana dan pada saat kapan, semua orang pasti akan mengalaminya. Istilah ini yang kemudian dikenal sebagai Atthaloka Dhamma. Atthaloka Dhamma sendiri terdiri dari:
– Keadaan Untung – Rugi (Labha – Alabha)
– Keadaan Bahagia – Menderita (Sukha – Dukkha)
– Keadaan Dipuji – Dicela (Pasamsa – Ninda)
– Memperoleh Kedudukan – Tersingkirkan (Yasa – Ayasa)
Terdapat juga 4 kebahagiaan perumah tangga yang dimuat dalam Angutara Nikaya 6:62, Ananya Sutta. Empat kebahagiaan tersebut, yaitu:
– Atthi sukha = Memiliki kekayaan
– Baga sukha = Dapat mempergunakan kekayaannya
– Anana sukha = Terbebas dari hutang
– Anavajja sukha = Telah berbuat baik sesuai ajaran Buddha – Dhamma – Sangha
Memiliki pengertian benar tentang adanya dukkha, akan membuat seseorang memahami bahwa adanya sukha, juga pasti akan ada dukkha. Kemudian pada sebabnya dukkha, seseorang akan memahami bahwa dukkha yang dialaminya, dapat terjadi atas suatu situasi dan kondisi tertentu sebagai pendukung. Pada lenyapnya dukkha, seseorang akan percaya bahwa segala dukkha yang dialaminya itu pasti akan berakhir. Kemudian, orang tersebut akan menemukan jalan bagaimana untuk mengakhiri dukkha yang sedang dialaminya. – (4 Kebeneran Mulia) – Hiri dan Ottapa. Rasa malu untuk berbuat jahat dan takut akan akibat dari perbuatan jahat yang termasuk sebagai Lokaphala Dhamma (Dhamma sebagai pelindung dunia), yang juga secara tidak langsung dapat membantu diri dalam menemukan kedamaian dalam diri.
Hiri dan Ottapa dapat diwujudkan dengan menjalankan pancasila Buddhis dengan baik. Dengan begitu, rasa damai dalam kehidupan dapat ditemukan karena tidak akan ada rasa bersalah dalam diri dan tidak perlu takut terhadap hal yang akan terjadi. Mengetahui bahwa keadaan – keadaan tersebut adalah sebuah hal yang pasti dialami, bukan berarti harus diam, pasrah, dan bersikap pesimis. Melainkan, belajar untuk memahami segala kenyataan yang ada (bersikap realistis), menerima dengan wajar, dan melatih diri untuk tidak bersikap gelisah dan cemas. Hidup yang damai, akan membawa kebahagiaan untuk diri sendiri, yang kemudian dapat dibagikan kepada orang lain. Dengan demikian, kedamaian untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar tersebut akan berhasil untuk diperoleh.