Dakkhinavibhanga Sutta

 Dakkhinavibhanga Sutta

Kemudian Mahāpajāpati Gotamī membawa sepasang jubah baru dan mendatangi Sang Bhagavā. Setelah bersujud kepada Beliau, ia duduk di satu sisi dan berkata kepada Sang Bhagavā: “Yang Mulia, sepasang jubah baru ini telah dipintal oleh saya, ditenun oleh saya, khusus untuk Sang Bhagavā. Yang Mulia, sudilah Sang Bhagavā menerima persembahan ini demi belas kasih.” Ketika hal ini dikatakan, Sang Bhagavā berkata kepadanya: “Persembahkanlah kepada Saṅgha, Gotamī. Jika engkau mempersembahkannya kepada Saṅgha, maka baik Aku maupun Saṅgha telah dihormati.”

 

1292 MA: Sang Buddha menyuruhnya agar memberikan pemberian itu kepada Saṅgha karena Beliau menghendaki agar kehendak kedermawanan itu diarahkan baik kepada Saṅgha maupun kepada Beliau sendiri, karena kehendak gabungan itu akan menghasilkan jasa yang mendukung kesejahteraan dan kebahagiaannya untuk waktu yang lama di masa depan. Beliau juga mengatakan hal ini agar generasi mendatang akan terinspirasi untuk memberikan penghormatan kepada Saṅgha, dan dengan menyokong Saṅgha dengan empat benda kebutuhan fisik akan berperan pada lamanya umur Ajaran.

 

TERDAPAT 14 JENIS PERSEMBAHAN PRIBADI :

  1. Kepada Tathāgata

  2. Kepada Pacceka Buddha

  3. Kepada Arahatta Phala

  4. Kepada Arahatta Magga

  5. Kepada Anāgāmī Phala

  6. Kepada Anāgāmī Magga

  7. Kepada Sakadāgāmī Phala

  8. Kepada Sakadāgāmī Magga

  9. Kepada Sotāpatti Phala

  10. Kepada Sotāpatti Magga

  11. Kepada orang di luar pengajaran (jhāna–jhāna lokiya)

  12. Kepada orang biasa yang bermoral

  13. Kepada orang biasa yang tidak bermoral

  14. Kepada binatang

 

7 JENIS PERSEMBAHAN KEPADA SAṄGHA :

  1. Kepada Saṅgha (Bhikkhu, Bhikkhunī) yang dipimpin Tathāgata

  2. Kepada Saṅgha (Bhikkhu, Bhikkhunī) setelah Tathāgata Parinibbāna

  3. Kepada Saṅgha para Bhikkhu

  4. Kepada Saṅgha para Bhikkhunī

  5. Kepada sejumlah tertentu para Bhikkhu/Bhikkhunī Saṅgha

  6. Kepada sejumlah tertentu para Bhikkhu

  7. Kepada sejumlah tertentu para Bhikkhunī

 

“‘Terdapat, Ānanda, empat jenis pemurnian persembahan. Apakah empat ini? Ada persembahan yang dimurnikan oleh si pemberi, bukan oleh si penerima. Ada persembahan yang dimurnikan oleh si penerima, bukan oleh si pemberi. Ada persembahan yang tidak dimurnikan baik oleh si pemberi maupun oleh si penerima. Ada persembahan yang dimurnikan baik oleh si pemberi maupun oleh si penerima.’

1303 MA: Di sini kata ‘dimurnikan’ memiliki makna ‘berbuah’.”

 

1304 MA: Bait terakhir ini merujuk pada pemberian dari seorang Arahant kepada seorang Arahant lainnya. Walaupun Arahant meyakini buah kamma, namun karena ia tidak memiliki keinginan dan nafsu terhadap kehidupan, maka perbuatan memberi itu tidak akan menghasilkan buah. Hal itu hanya sekadar perbuatan fungsional (kiriya) yang tidak meninggalkan jejak di belakang.

Vihāra Jakarta Dhammacakka Jaya

https://www.dhammacakka.org

Related post