Donapaka Sutta
- Kelas Dhamma
- November 9, 2025
- 7 minutes read
Donapaka Sutta
(Saṃyutta Nikāya 3.13)
Kisah tentang Raja Pasenadi Kosala yang mengalami kesulitan beraktivitas karena kelebihan berat badan. Dengan memiliki nafsu makan yang amat tinggi, beliau merasa tidak nyaman dan meminta nasihat kepada Guru Agung Buddha. Buddha berpesan untuk mengurangi satu sendok makan setiap suapan terakhir, kemudian demikian seterusnya hingga ditemukan jumlah ukuran makan yang ideal.
Raja Pasenadi meminta bantuan seorang pemuda bernama Sudassana untuk selalu mengingatkan pesan Buddha setiap kali raja hendak makan. Sudassana mendapat upah seratus kahāpaṇa setiap kali mendampingi. Akhirnya dengan viriya-samvara dan sati-samvara yang kuat, raja berhasil membuat berat badannya ideal.
Dua Jenis Kesehatan
Kesehatan fisik: menjaga pola hidup seimbang. Makanlah sesuai ukuran yang pantas maka kesehatan akan menjadi baik. Renungkan bahwa saya makan semata-mata hanya untuk menjaga kelangsungan hidup dan menunjang agar tubuh ini sehat, bukan untuk mempercantik diri, bukan untuk memuaskan nafsu indria.
Kesehatan mental: makan dengan sangat berlebihan merupakan manifestasi dari taṇhā. Seseorang yang hidup dengan penuh kesadaran di antaranya mengendalikan diri pada waktu makan sehingga terhindar dari sifat lobha. Orang yang makan berlebih tentunya memiliki unsur keserakahan. Jika keserakahan terkikis, maka kebijaksanaan akan berkembang.
Lima Jenis Samvara (Pengendalian Diri)
Sīla-samvara: pengendalian diri melalui kemoralan (mengacu pada Pancasila Buddhis).
Sati-samvara: pengendalian diri melalui kesadaran terhadap indra-indra kita, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, kulit, dan pikiran.
Ñāṇa-samvara: pengendalian diri melalui kesadaran pengetahuan, carilah pengetahuan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan makhluk lain, jangan mencari pengetahuan yang sifatnya menghancurkan atau merugikan pihak lain.
Khanti-samvara: pengendalian diri melalui kesabaran. Sabar dalam menghadapi fenomena kehidupan, hendaknya batin selalu tenang dan seimbang.
Viriya-samvara: pengendalian diri melalui semangat atau usaha gigih untuk mengikis lobha, dosa, dan moha. Selalu siap mengembangkan hal-hal baik yang muncul di pikiran kita serta menumbuhkembangkan hal-hal baik yang sudah kita praktikkan.
Menghancurkan hal-hal buruk yang baru muncul di pikiran dan berhenti melakukan keburukan yang sudah terlanjur dijalankan (Sammā-vāyāma).
Dhammapada 336
Dalam dunia ini, barang siapa dapat mengatasi nafsu keinginan yang beracun dan sukar untuk dikalahkan, maka kesedihan akan berlalu dari dalam dirinya bagaikan air jatuh dari daun teratai.
Manfaat Memiliki Pengendalian Diri
Hidup tenang dan bahagia, jauh dari kemelut.
Tidak mengalami penyesalan.
Sebagai latihan untuk mencapai pantai seberang bahagia.
Dalam kehidupan ini banyak hal-hal yang berlawanan arus dan tidak sesuai dengan Dhamma. Janganlah terpengaruh. Berpegang teguhlah pada Dhamma dan praktikkan Dhamma dengan sungguh-sungguh, dengan penuh kesadaran serta keyakinan kepada Tiratana, maka Dhamma akan melindungi orang yang mempraktikkannya.