Hidup Bukan Untuk Bergengsi

 Hidup Bukan Untuk Bergengsi
















Halo teman-teman se-Dhamma semua, sotthi hontu! Pada hari Minggu, November 2024, Remaja VJDJ mengadakan Dhammadesana dengan tema “Hidup Bukan untuk Bergengsi” yang dibawakan oleh Ko Frans di SMA. Kami sudah merangkumnya untuk teman-teman, maka dari itu, mari kita simak rangkumannya bersama-sama!

 

Brahmawihara adalah konsep dalam ajaran Buddhisme yang terdiri dari dua kata, yaitu Brahma yang berarti sifat kedewaan yang agung, dan Wihara yang berarti tempat tinggal atau kediaman, khususnya bagi para bhikkhu, di mana mereka hidup dalam kedamaian batin. Brahmawihara menggambarkan empat sikap atau kondisi mental yang membawa kedamaian dan kebahagiaan bagi diri sendiri dan makhluk lain.

Brahmawihara terbagi menjadi empat bagian, yaitu:

 

1. Metta (Cinta Kasih Tanpa Batas)

Metta adalah cinta kasih yang tulus dan tanpa syarat kepada semua makhluk hidup. Ada dua aspek utama dalam Metta:

(+) Cinta kasih kepada diri sendiri dan makhluk lain tanpa mengharapkan balasan: Ini berarti memberi kasih sayang tanpa kondisi atau keinginan untuk mendapat sesuatu kembali.

(-) Membatasi perbuatan cinta kasih: Ini mengarah pada memberikan ruang bagi perkembangan diri sendiri dan orang lain, tanpa membatasi kebebasan atau pertumbuhan mereka.

 

2. Karuna (Kasih Sayang dan Belas Kasihan)

Karuna adalah perasaan belas kasihan yang mendalam terhadap penderitaan makhluk lain. Dalam mengungkapkan kasih sayang ini, terdapat dua dimensi:

(+) Menolong makhluk lain karena kedekatan emosional: Ini adalah kasih sayang yang timbul karena rasa empati terhadap penderitaan orang lain.

(-) Tidak menolong untuk melakukan hal buruk: Kasih sayang yang sejati juga berarti tidak membiarkan makhluk lain jatuh dalam kesalahan atau perilaku yang merugikan, agar mereka dapat berkembang dengan baik.

 

3. Mudita (Simpati dan Sukacita untuk Kebahagiaan Orang Lain)

Mudita mengajarkan kita untuk merasa bahagia atas kebahagiaan orang lain. Hal ini mencakup dua aspek penting:

(+) Berbahagia atas keberhasilan dan kebahagiaan orang lain: Kita merasa sukacita ketika orang lain mendapatkan kebahagiaan atau kesuksesan, tanpa rasa iri.

(-) Berharap agar makhluk lain tidak kehilangan kesejahteraannya: Ini menunjukkan kepedulian kita terhadap kesejahteraan orang lain, agar mereka tetap dalam keadaan baik.

 

4. Upekkha (Keseimbangan Batin)

Upekkha adalah sikap batin yang penuh keseimbangan, baik dalam keadaan bahagia maupun menderita. Ada dua aspek penting dalam Upekkha:

(+) Sukha (Kenyamanan berlebihan): Terkadang, kenyamanan bisa membuat seseorang menjadi malas atau tidak termotivasi. Dalam Brahmawihara, kita diajarkan untuk tidak terjebak dalam kenyamanan yang berlebihan.

(-) Dukkha (Penderitaan): Dalam keadaan penderitaan, Upekkha mengajarkan kita untuk tetap menjaga keseimbangan jiwa dan tubuh, agar tidak jatuh dalam keputusasaan atau kegelisahan.

 

Praktik Brahmavihara dapat dimulai dengan penerapan Metta yang paling sederhana, yaitu mencintai diri sendiri dan orang lain dengan tulus. Melaksanakan Brahmawihara adalah sebuah proses yang berkelanjutan, yang dimulai dari langkah-langkah kecil dan bertahap, dengan tujuan untuk menciptakan kedamaian batin dan kedamaian bagi orang lain.

 

Demikian rangkuman Dhammadesana yang diadakan, semoga rangkuman ini dapat bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari. Terima kasih sudah membaca dan sotthi hontu!

 

Tema: Hidup Bukan untuk Bergengsi

Penceramah: Ko Frans

Hari/Tanggal: Minggu, 1 December 2024

Waktu: 09.09 – 11.00

Related post