Piya Sutta mengajarkan bahwa mencintai diri sendiri (self-love) dalam agama Buddha berarti menjaga kesejahteraan batin dan moralitas dengan bijaksana, bukan sekadar memanjakan diri secara egois. Buddha menekankan pentingnya menghindari tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain, serta mengembangkan kebajikan seperti cinta kasih (metta) dan belas kasih (karuna). Kalau seseorang berbuat buruk melalui jasmani, ucapan dan pikiran berarti menjadikan diri sendiri sebagai Musuh, sebaliknya jika seseorang berbuat baik melalui jasmani, perbuatan dan pikiran menjadikan diri sendiri sebagai kekasih.
Bila seseorang mencintai dirinya sendiri,
Maka ia harus menjaga dirinya dengan baik.
Orang bijaksana selalu waspada,
Selama tiga masa dalam kehidupannya.
(Dhammapada Syair, 157)
Dengan mencintai diri sendiri secara bijak, seseorang mampu meraih kedamaian batin dan kebahagiaan sejati, serta berkontribusi positif kepada orang lain. Buddha mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati dimulai dari dalam diri, dengan memahami bahwa kita saling terhubung dengan semua makhluk dan bahwa mencintai diri adalah dasar untuk mencintai sesama.