Merdeka dari Berbagai Rintangan

 Merdeka dari Berbagai Rintangan

 

Attadatthaṁ paratthena – bahunāpi na hāpaye

Attadatthamabhiññāya – sadatthapasuto siyā’ti

Tidak semestinya seseorang mengabaikan manfaat diri karena manfaat orang lain, kalaupun banyak. Setelah menyadari manfaat bagi diri, 

ia patut mengupayakan manfaat diri sendiri. 

 

(Dhammapada 166)

Hari ini Minggu, 17 Agustus 2025 telah 80 tahun negara kita tercinta Republik Indonesia meraih kemerdekaan menjadi negara merdeka. Tujuh hari lagi, Minggu, 24 Agustus 2025 telah 40 tahun Vihāra Jakarta Dhammacakka Jaya tercinta ini, pertama kali di Indonesia secara resmi memiliki SĪMĀ. 


Apa yang harus kita lakukan untuk memperingati dan mengenang kembali peristiwa-peristiwa penting seperti itu, marilah kita lebih lanjut ikuti tulisan di bawah ini.


Dalam perjuangan dan kerja keras untuk meraih berbagai bentuk sukses nyata seperti tersebut di atas, terdapat banyak hal yang menjadi rintangan dan hambatan, namun semua itu bisa teratasi dengan baik hingga meraih sukses. 


Hal itu tentu tidak lain disebabkan oleh berbagai hal seperti yang utama adalah kemauan yang dimiliki oleh berbagai pihak, yang juga dibarengi dengan adanya usaha, perjuangan, pengorbanan waktu, pengorbanan tenaga, pengorbanan materi, memiliki semangat, keuletan, kemantapan diri, adanya kesungguhan dan keyakinan. 


Terdapat banyak sekali rintangan bagi diri sendiri dalam menempuh hidup dan kehidupan nyata sehari-hari, baik rintangan dari luar maupun rintangan dari dalam diri sendiri. Salah satu bentuk rintangan yang ada dan sering muncul mengganggu benak kita dalam usaha dan perjuangan nyata adalah keragu-raguan dalam menghadapi segala situasi duniawi adapun juga rintangan spiritual.


Merdeka dari Rintangan Luar Diri Sendiri

Kata merdeka di sini mengandung makna terbebas dari rintangan yang bersifat duniawi dalam berbagai bentuk dan kondisi. Tanpa rintangan atau merdeka dari rintangan luar diri berarti terbebas dari berbagai bentuk rintangan dan gangguan serta hambatan dari luar diri sendiri. Menghadapi banyak tantangan dan rintangan dari luar itu jelas sekali bahwa hidup sedang diuji apakah bisa bersabar atau mudah rapuh dan goyah secara mental.


Merdeka dari Rintangan dalam Diri Sendiri

Berbagai macam rintangan dari dalam diri sendiri menghantui hidup ini. Apakah kita sudah siap, apakah kita sudah bisa dan mampu menghadapi bagaimana mengatasinya? Mengapa ada rintangan dari dalam diri sendiri? Tanpa rintangan atau merdeka dari rintangan dalam diri berarti terbebas dari berbagai bentuk rintangan dan gangguan serta hambatan dari dalam diri sendiri. Ada berbagai bentuk rintangan yang bersifat halus dalam diri kita sendiri, bukan dari luar. 


Apakah kita berharap bebas dari semua rintangan dari dalam diri kita? Apa sajakah itu bentuk-bentuk rintangan dari dalam diri kita? Ada ditemukan dalam sutta-sutta tertentu dari Kitab Suci Sutta Pitaka tentang rintangan-rintangan itu.


Dalam Kitab Saṁyutta Nikāya 45.177 dikatakan, ”Tentang lima rintangan, yaitu rintangan kenikmatan indria, rintangan permusuhan, rintangan kelambanan dan ketumpulan, rintangan kegelisahan dan penyesalan, rintangan keragu-raguan. Ini adalah lima rintangan itu.” Dikatakan lebih lanjut, ”Jalan Mulia Berunsur Delapan harus dikembangkan demi pengetahuan langsung pada lima rintangan itu, untuk memahaminya sepenuhnya, demi kehancurannya sepenuhnya, serta juga untuk meninggalkannya.”


Ada juga dalam Kitab Saṁyutta Nikāya 46.38 dikatakan, ”Tentang tanpa lima rintangan, yaitu tanpa rintangan kenikmatan indria, tanpa rintangan permusuhan, tanpa rintangan kelambanan dan ketumpulan, tanpa rintangan kegelisahan dan penyesalan, tanpa rintangan keragu-raguan. Ini adalah lima tanpa rintangan itu.”  


“Ketika, para bhikkhu, seorang siswa mulia mendengarkan Dhamma dengan sungguh-sungguh, memperhatikannya sebagai sesuatu yang penting, mengarahkan segenap pikirannya padanya, pada saat itu lima rintangan tidak ada dalam dirinya; pada saat itu tujuh faktor pencerahan terpenuhi melalui pengembangan.


“Dan apakah lima rintangan yang tidak ada pada saat itu? Rintangan keinginan indria tidak ada pada saat itu; rintangan permusuhan tidak ada pada saat itu; rintangan kelambanan dan ketumpulan tidak ada pada saat itu; rintangan kegelisahan dan penyesalan tidak ada pada saat itu; rintangan keragu-raguan tidak ada pada saat itu. Ini adalah lima rintangan yang tidak ada pada saat itu.


Merdeka, merdeka, merdeka. Itu jadi seruan orang-orang yang merasa menjadi rakyat bagian dari bangsa yang sudah merdeka bebas dari jajahan ataupun segala bentuk gangguan luar bangsa seperti Indonesia hari ini. Akan tetapi berbeda dengan kita umat Buddha yang bilamana sudah merdeka atau terbebas dari rintangan-rintangan yang menghambat atau yang menghalangi, merintangi, mengganggu hidup secara batiniah terutama. 


Apa yang terjadi pada diri siapa yang telah terbebas dari semua belenggu, justru menjadi tenang, damai, tenteram, bahagia dan akan berusaha memberikan pertolongan kepada berbagai pihak lain untuk meraih kebebasan yang sama seperti yang telah dicapai. Seperti demikian yang Sang Buddha telah lakukan kepada banyak makhluk.  


Mari kita berjuang untuk terbebas dari segala rintangan.


Sumber Bacaan: 

Kitab Suci Aṅguttara Nikāya, 

Suttacentral.net  


Oleh: Bhikkhu Cittagutto Mahāthera

Minggu, 17 Agustus 2025

Vihāra Jakarta Dhammacakka Jaya

https://www.dhammacakka.org

Related post