Dari Pandangan Benar Timbullah Sikap Bijak

 Dari Pandangan Benar Timbullah Sikap Bijak

 

Selo yathā ekaghano, vātena na samīrati

Evaṁ nindāpasaṁsāsu, na samiñjanti panditā’ti

Sebagaimana gunung batu bungkul tidak bergeming oleh angin,

 

bijaksanawan tidak beranjak oleh celaan atau pujian. (Dhp. 81)

Betapa bahagianya jika seseorang bisa hidup dalam segala seginya terpenuhi dan terjamin secara baik dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini tidak terlepas dari hidup yang sesuai atau sejalan dengan Dhamma terutama adanya pandangan benar dengan belajar Dhamma sehingga jauh dari pandangan salah.

 

Mari kita ikuti pembahasan secara rinci di bawah ini yang bersumber dari sutta-sutta Aṅguttara Nikāya.

 

Sang Buddha memberikan petunjuk dan arahan kepada para bhikkhu seperti yang terdapat dalam kitab suci Aṅguttara Nikāya I, terkait dengan pandangan benar dan pandangan salah. Pandangan benar adalah yang sangat penting bagi setiap individu yang mengharapkan hidupnya damai dan bahagia. Pandangan benar akan menjadi dasar dan pedoman bagi setiap orang dalam aktivitas hidup sehari-hari. Dalam Jalan Tengah Berunsur Delapan juga pandangan benar menjadi yang pertama.

 

Kitab suci Aṅguttara I, yang menjadi pembahasan dalam tulisan ini pandangan benar dijabarkan silih berganti dengan pandangan salah sebagai tandingan atau perbandingan, bisa dikatakan demikian, supaya dapat dipahami secara benar dan mantap. Seperti apa kata-kata Sang Buddha yang dimaksud itu, mari kita ikuti lebih lanjut di bawah ini.

Dalam keseharian kita adakalanya terkondisi yang baik-baik bertambah dan yang buruk-buruk berkurang. Dan sebaliknya adakalanya juga yang baik-baik berkurang dan yang buruk-buruk bertambah. Itulah yang menjadi isi dari Aṅguttara Nikāya I yang selanjutnya dalam tulisan ini.

 

Dalam kitab suci Aṅguttara Nikāya 1.306, Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu, “Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang karenanya kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang belum muncul menjadi muncul dan kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang telah muncul menjadi bertambah dan meningkat selain pandangan salah. Bagi seorang yang berpandangan salah, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang belum muncul menjadi muncul dan kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang telah muncul menjadi bertambah dan meningkat.”

 

Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu dalam Kitab suci Aṅguttara Nikāya 1.307, “Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang karenanya kualitas-kualitas bermanfaat yang belum muncul menjadi muncul dan kualitas-kualitas bermanfaat yang telah muncul menjadi bertambah dan meningkat selain pandangan benar. Bagi seorang yang berpandangan benar, maka kualitas-kualitas bermanfaat yang belum muncul menjadi muncul dan kualitas-kualitas bermanfaat yang telah muncul menjadi bertambah dan meningkat.”

 

Dalam kitab suci Aṅguttara Nikāya 1.308, Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu, “Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang karenanya kualitas-kualitas bermanfaat yang belum muncul menjadi tidak muncul dan kualitas-kualitas bermanfaat yang telah muncul menjadi berkurang selain pandangan salah. Bagi seorang yang berpandangan salah, maka kualitas-kualitas bermanfaat yang belum muncul menjadi tidak muncul dan kualitas-kualitas bermanfaat yang telah muncul menjadi berkurang.”

 

Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu dalam Kitab Suci Aṅguttara Nikāya 1.309, “Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang karenanya kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang belum muncul menjadi tidak muncul dan kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang telah muncul menjadi berkurang selain pandangan benar. Bagi seorang yang berpandangan benar, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang belum muncul menjadi tidak muncul dan kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang telah muncul menjadi berkurang.”

 

Dalam kitab suci Aṅguttara Nikāya 1.310, Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu, “Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang karenanya pandangan salah yang belum muncul menjadi muncul dan pandangan salah yang telah muncul menjadi bertambah selain pengamatan tidak seksama. Bagi seorang yang memiliki pengamatan tidak seksama, maka pandangan salah yang belum muncul menjadi muncul dan pandangan salah yang telah muncul menjadi bertambah.”

 

Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu dalam kitab suci Aṅguttara Nikāya 1.311, “Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang karenanya pandangan benar yang belum muncul menjadi muncul dan pandangan benar yang telah muncul menjadi bertambah selain pengamatan seksama. Bagi seorang yang memiliki pengamatan seksama, maka pandangan benar yang belum muncul menjadi muncul dan pandangan benar yang telah muncul menjadi bertambah.”

 

Dalam kitab suci Aṅguttara Nikāya 1.312, Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu, “Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang karenanya, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, makhluk-makhluk terlahir kembali di alam sengsara, di alam tujuan kelahiran yang buruk, di alam rendah, di neraka, selain pandangan salah. Dengan memiliki pandangan salah, maka dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, makhluk-makhluk terlahir kembali di alam sengsara, di alam tujuan kelahiran yang buruk, di alam rendah, di neraka.”

 

Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu dalam kitab suci Aṅguttara Nikāya 1.313, “Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang karenanya, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, makhluk-makhluk terlahir kembali di alam tujuan kelahiran yang baik, di alam surga, selain pandangan benar. Dengan memiliki pandangan benar, maka dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, makhluk-makhluk terlahir kembali di alam tujuan kelahiran yang baik, di alam surga.”

 

Dari penjelasan tersebut di atas, kita diharapkan bisa memperoleh inspirasi yang penting untuk kita jadikan pembelajaran sebagai modal kita untuk memahami dan meresapi pemahaman apakah yang kita miliki itu pandangan benar atau pandangan salah. Pandangan Benar yang mengikuti proses aktivitas keseharian akan menimbulkan hidup menjadi bahagia, namun sebaliknya jika pandangan salah yang mengikuti proses aktivitas keseharian justru akan mengondisikan hidup menjadi penuh derita.

 

Kita harus dapat mengetahui itu secara benar sehingga kita dapat melakukan tindakan untuk membuat perubahan andaikata yang ada pada diri kita itu pandangan salah. Dan jika itu justru pandangan benar maka kita tetap juga harus berusaha untuk menjaga agar tidak berubah menjadi pandangan salah. Kita justru berusaha untuk memantapkan dan meningkatkan, memperkokoh pandangan benar menjadi semakin lebih kuat dan lebih kokoh, sehingga itu bisa meningkatkan sikap bijak kita untuk mengondisikan hidup kita menjadi lebih baik dan lebih bahagia.

 

Mari kita belajar banyak untuk menjadi bijaksana.

Sekian dan terima kasih.

 

Sumber bacaan:

Kitab Suci Aṅguttara Nikāya, Suttacentral.net

 

Oleh: Bhikkhu Cittagutto Mahāthera

 

Minggu, 15 Juni 2025

Vihāra Jakarta Dhammacakka Jaya

https://www.dhammacakka.org

Related post