Cancel Preloader

Empat Hal Pembawa Kesuksesan

 Empat Hal Pembawa Kesuksesan

Abhittharetha kalyāṇe, pāpā cittaṃ nivāraye;

Dandhañhi karoto puññaṃ, pāpasmiṃ ramatī mano.

Cepatlah berbuat baik, kendalikan pikiran dari kejahatan, ia yang lamban 

dalam berbuat baik, maka pikirannya senang pada kejahatan. 

 

(Dhammapada 116)

 



Memiliki kehidupan yang tentram, aman dan damai adalah hal yang diimpikan setiap insan manusia. Namun tidak semua orang mampu untuk mendapatkan hal demikian, perlu banyak usaha keras dalam mencapai keinginannya. Dhamma ajaran Sang Buddha senantiasa memberikan kesejukan kepada para pendengar. Namun tidak hanya sebatas untuk didengarkan saja, melainkan juga perlu diingat, dipelajari dan juga dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.


Para umat Buddha sering kali mendengar kata Ehipassiko di dalam pembabaran Dhamma. Tentu ini merupakan kata yang memiliki kekuatan atau power. Ehipassiko berarti datang dan buktikan kebenarannya. Belajar Dhamma pun demikian, perlu ada teori yang dimiliki dan keinginan untuk praktik di lapangan. Maka dalam menapaki jalan kehidupan, setiap insan perlu memiliki target utama. 


Setiap individu tentu memiliki tujuan hidup yang tidak sama satu dengan yang lainnya. Kesuksesan adalah suatu pencapaian keberhasilan seseorang untuk menggapai target. Sukses dalam pandangan umum (duniawi) yakni ketika seseorang mampu mendapatkan kebahagiaan yang sifatnya sementara. Sedangkan sukses di dalam pengertian Buddhis yakni mampu melenyapkan kekotoran batin (kilesa) sepenuhnya. Maka Dhamma ajaran Buddha memiliki jalan yang tepat bagi setiap manusia untuk mendapatkan kesuksesan baik duniawi maupun spiritual. 


Ada empat hal yang dapat membuat seseorang mendapat kesuksesan baik lingkup duniawi maupun spiritual, hal ini terdapat di dalam An 2.245. Adapun keempat hal tersebut yakni: 

  1. Sappurisasamseva: memiliki keinginan uuntuk bergaul dengan orang-orang yang mulia dan terpuji (baik ucapan, perbuatan dan pikiran).

  2. Saddhammasavana: memiliki keinginan untuk mendengar ajaran-ajaran mulia dengan penuh penghormatan. 

  3. Yonisomanasikara: senantiasa merenungkan dan mengetahui hal-hal apa yang baik dan buruk. 

  4. Dhammanudhammapatipatti: mempraktikkan Dhamma yang sesuai dengan Dhamma yang telah diselidiki dan dimengerti. Walaupun kehidupan sulit namun perlu dijalankan sesuai dengan Dhamma, karena dengan praktik Dhamma secara langsung akan membawa manfaat yang besar. 


Oleh Bhikkhu Jayadhiro

Minggu, 03 November 2024


Vihāra Jakarta Dhammacakka Jaya

https://www.dhammacakka.org

Related post