Keberhasilan Hidup

 Keberhasilan Hidup

 

Appassutāyaṃ puriso, balibaddhova jīrati;

maṃsāni tassa vaḍḍhanti, paññā tassa na vaḍḍhati

Orang yang tidak belajar akan menua seperti sapi, hanya dagingnya yang bertambah tetapi kebijaksanaannya tidak berkembang. 

(Dhammapada, 152)

Sebagai bangsa Indonesia kita berbahagia dan bangga memiliki para pejuang, pelopor yang memberikan spirit dan inspiratif seperti yang diperingati pada tanggal 21 April, kelahiran R.A. Kartini. Beliau mewariskan spirit hidup “Habis Gelap Terbitlah Terang” Pernyataan tersebut adalah kebenaran yang dimiliki semua orang di dunia, tidak hanya di Indonesia.


Karena semua insan dunia mengharapkan kehidupan yang lebih baik untuk ke depannya, bahagia, tenteram, damai dan sukses dalam segala hal. Namun sering kali seseorang justru terperosok dan tenggelam pada kondisi yang tidak diharapkan.


Bahkan menjadi semakin rumit dan menderita karena ditambah ketidaktahuan tentang kehidupan itu sendiri. Hidup artinya bergerak, segala yang dinyatakan hidup pasti bergerak, dengan bergerak akan mengalami perubahan, pergeseran, perselisihan dan tidak kekal.


Maka itulah dinyatakan hidup ini berproses, berkelanjutan dan berkesinambungan dari saat ke waktu selanjutnya hingga akhir perjalanan kehidupan dengan mencapai tingkat arahatta, sebelum seseorang meraih pencapaian tersebut di atas, ia akan terus berproses melalui tahapan yang harus dilewati.


Seperti seseorang yang melakukan perjalanan ke suatu tempat jauh yang didambakan, ia berjalan melewati aneka kondisi jalan yang macet, berkelok, menanjak, menurun, berlumpur, melewati juga sawah dengan padi yang menguning, kebun indah dengan bunga yang warna-warni, pepohonan yang lebat dengan buahnya yang manis.


Seperti itulah perjalanan kehidupan ini, adakalanya kita penuh sukacita, kelancaran, tenteram damai, makmur, rejeki melimpah dan bahagia. Tetapi adakalanya kita berada dalam kesulitan, kecemasan, menemui aneka masalah yang bertubi-tubi.


Proses perjalanan itu harus kita lalui, tidak bisa melompat untuk sampai tujuan. Kita ingat peryataan padi untuk dapat menjadi butiran beras yang putih bersih, ia harus melalui proses ditumbuk atau digiling dan diaduk. Seperti itu kita hidup untuk menjadi orang yang sukses, berhasil dan memperoleh pencapaian harus melalui proses penempaan, pelatihan, penggodokan dan praktik yang keras dan kontinu.


Semesta ini diliputi fenomena alam yang terus berproses dan menerpa semua kehidupan di dunia, yakni Aṭṭhaloka dhamma (8 kondisi dunia): Sukha-Dukkha, bahagia-menderita; Yasa-Ayasa, dikenal-tersisih; Ninda-Pasaṃsā, dicela-dipuji; Lābha-Alābha, untung-rugi.


Kehidupan adalah berproses, dan bergerak, maka adakala kita berada di kondisi yang menyenangkan (Sukha) penuh kelancaran, usaha maju, keluarga harmonis, ketemu relasi yang baik, keberkahan melimpah, orang mengatakan apa saja yang dipegang menjadi emas, artinya apa saja yang dikerjakan menghasilkan buah yang melimpah.


Dikenal akan kebajikannya, jiwa yang dermawan, tulus saat membantu, karyanya yang bagus, orang yang arif dan bijak (Pasaṃsā).


Dipuji, disanjung orang baik, bakti, banyak berkah, cerdas, pandai, berbakat anak sukses dan tidak sombong (Yasa).


Keberuntungan selalu meliputi orang tersebut segala yang dikerjakan selalu memperoleh hasil yang besar (Lābha).


Tetapi juga adakalanya kita menemui kondisi kehidupan yang sulit, berbagai masalah muncul, usaha macet, pekerjaan terbengkalai, keluarga bertengkar, selisih paham, sahabat menjauh (Dukha).


Tersisih dari teman, pekerjaan, kedudukan, pemikiran, pandangan hidup (Ayasa).


Segala yang dilakukan selalu disalahkan, dicela, diejek, direndahkan, tidak dianggap (Ninda).


Usaha yang dirintis, dikelola mengalami kerugian, karyanya tidak laku, kalah persaingan bisnis, salah kalkulasi harga, manajemen yang tidak profesional (Alābha).


Itulah kondisi kehidupan yang ada di semesta ini meliputi semua makhluk yang ada di alam semesta. Supaya kita dapat terus maju dan berhasil dalam kehidupan ini harus memiliki 5 kekuatan atau Pañcabala

  1. Saddhābala: Kekuatan keyakinan. Kekuatan batiniah akan menggerakkan energi yang ada dalam diri seseorang untuk melangkah menuju pada tindakan. Yakin upaya yang dilakukan akan menghasilkan manfaat karena telah dianalisa, dipahami dengan baik, itu ajaran benar, metode baik, cara bijak, pasti memberikan hasil yang berguna, membawa kemajuan, peningkatan dan keberhasilan.

  2. Viriyabala: Kekuatan semangat. Energi ini bagai pemicu, pembakar dan pendorong batin dan jasmani untuk bergerak melakukan aksi dan tindakan. Segala upaya baik batiniah dan jasmani diperlukan kekuatan semangat, untuk mendorong batin dan jasmani terus bermunculan semangat, tidak enggan, malas, ragu, bimbang, salah paham sehingga punya spirit dan daya untuk berpraktik dhamma dalam keseharian. Meditasi perlu kekuatan viriya, membaca paritta, bekerja, beraktivitas, olahraga, menyanyi, menulis dan lainnya memerlukan kekuatan semangat untuk meraih hasil yang maksimal.

  3. Satibala: Kekuatan kesadaran. Kesadaran adalah bagai pelita yang menerangi kegelapan. Segala tindakan dan praktik dhamma diperlukan kekuatan kesadaran sehingga pelaksanaannya menjadi jelas dan nyata, perhatian terarah fokus kepada poin tindakan yang sedang dilakukan, sehingga memberikan manfaat untuk kemajuan dan keberhasilan. Seperti matahari yang memaparkan sinar melalui lensa bisa membakar daun atau kertas yang kering, namun sinar matahari yang bersinar langsung tidak bisa membakar. Itulah kekuatan kesadaran dapat memberikan daya kepada seseorang dalam kehidupannya.

  4. Samādhibala: Kekuatan meditasi. Saat hati pikiran jernih bebas dari kekotoran batin, ketamakan, kedengkian, kegelapan, bagai air yang telah terfilter menjadi banyak manfaat; menyehatkan, menyenangkan, menyejukkan. Batin yang terdapat kekuatan meditasi menjadi penuh kebahagiaan, segala yang muncul melalui pikiran, ucapan dan tindakan selalu yang bermanfaat bajik dan luhur sehingga menjadikan kehidupan yang maju dan jaya.

  5. Paññābala: Kekuatan Kebijaksanaan. Kekuatan paññā bagai penganalisa ulung yang cermat, jeli, mengerti dan memahami segala permasalahan dan tepat dalam mengambil keputusan. Karena kehidupan ini diliputi aṭṭhaloka dhamma maka kekuatan paññā menjadi sangat penting perannya dalam bertindak, mengetahui kegunaan praktik dhamma, memahami kondisi dan situasi yang sedang muncul sehingga tidak tenggelam dalam fenomena yang ada dan kuat, tegar, dan kokoh batin pikirannya, sehingga memberikan manfaat yang membawa kemajuan dalam kehidupannya.


Dengan kita memahami kehidupan di semesta raya ini diliputi delapan kondisi dunia dan kita memiliki 5 kekuatan dhamma, maka kita dapat menjalani kehidupan yang maju baik secara batiniah maupun lahiriah, dan hidup dalam kemajuan, kesejahteraan dan kebahagiaan.


Oleh: Bhikkhu Dhammakaro Mahāthera

Minggu, 20 April 2025


Vihāra Jakarta Dhammacakka Jaya

https://www.dhammacakka.org

Related post