Manfaat Orang Baik
- Puja Bakti Umum
- January 2, 2025
- 27 minutes read

“Dūre santo pakāsenti himavantova pabbato’ti”
“Meskipun dari jauh, orang baik akan terlihat bersinar bagaikan
puncak pegunungan Himalaya”
(Syair Dhammapada Pakiṇṇaka Vagga 15)
Kita sering mendengar ungkapan “orang yang baik”. Namun, apa sebenarnya yang membuat seseorang dianggap baik? Mengapa keberadaan mereka begitu terasa, bahkan dari jarak jauh? Dibandingkan dengan puncak Himalaya yang bersinar dari kejauhan, orang baik memancarkan cahaya kebaikan yang begitu kuat sehingga kehadirannya terasa meskipun berada jauh. Dalam sebuah perumpamaan Dhammapada Syair 304 (Pakiṇṇaka vagga 15) di atas dapat diketahui bahwa manfaat orang baik sungguh sangat luas dan kehadirannya yang selalu dinantikan oleh siapa pun.
Manfaat kehadiran orang baik
Orang yang baik tentu sangat membantu bagi orang lain ataupun makhluk lain, karena kebaikan yang dimilikinya dapat mempengaruhi banyak orang. Adapun pengaruh positif dari orang baik yaitu:
Inspirasi: Orang baik menjadi panutan bagi orang lain. Tindakan dan sikap positif mereka menginspirasi banyak orang untuk menjadi lebih baik.
Kedamaian: Kehadiran orang baik membawa kedamaian dan ketenangan di sekitar mereka. Energi positif yang mereka pancarkan menciptakan suasana yang harmonis.
Perubahan yang baik: Orang baik memiliki pengaruh yang kuat dalam mengubah lingkungan sekitar menjadi lebih baik. Mereka mendorong orang lain untuk berbuat baik dan menciptakan perubahan positif.
Harapan: Dalam situasi sulit, orang baik memberikan harapan dan semangat. Mereka menunjukkan bahwa kebaikan selalu ada dan mampu mengatasi segala tantangan.
Kebahagiaan: Berinteraksi dengan orang baik membawa kebahagiaan. Tawa, senyuman, dan kata-kata positif mereka dapat mengangkat semangat siapa saja.
Menerapkan kebaikan dalam kehidupan
Sesungguhnya kita semua memiliki potensi untuk menjadi orang baik. Banyak kebaikan yang dapat kita kembangkan dalam kehidupan sehari-hari dari hal kecil sampai yang besar. Contoh penerapan nilai-nilai kebaikan yang bermanfaat seperti:
Berbuat baik tanpa pamrih: Lakukan kebaikan tanpa mengharapkan imbalan, contohnya berdana/berderma dengan kemampuan yang kita miliki tanpa terlalu berharap pada balasannya atau imbalannya, dan tidak mengungkit-ungkit kebaikan yang telah dilakukan.
Menebarkan senyuman: Senyuman sederhana dapat membuat seseorang merasa lebih baik.
Membantu orang lain: Sediakan waktu dan tenaga untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Menghormati perbedaan: Hargailah perbedaan pendapat dan latar belakang orang lain.
Memupuk empati: Cobalah untuk memahami perasaan orang lain, bila orang lain lagi dalam kesusahan kita dapat berusaha membantunya.
Ciri-ciri orang baik
Ciri-ciri orang baik itu beragam dan bisa terlihat dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut beberapa ciri umum yang sering diasosiasikan dengan orang baik yaitu:
Jujur: Selalu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran.
Berintegritas: Memiliki prinsip yang kuat dan konsisten dalam tindakan.
Tanggung jawab: Mengerti dan menjalankan tugas serta kewajibannya dengan baik.
Disiplin: Memiliki pengendalian diri yang baik dan mampu mengatur waktu serta tindakan.
Optimis: Selalu melihat sisi positif dari setiap situasi.
Rendah hati: Tidak sombong dan menghargai orang lain.
Rasa hormat: Menghargai pendapat dan perasaan orang lain.
Loyal: Setia pada teman, keluarga, dan prinsip-prinsip yang diyakini.
Ramah: Mudah bergaul dan menciptakan suasana yang nyaman.
Peduli: Memikirkan perasaan dan kesejahteraan orang lain.
Sabar: Mampu mengendalikan emosi dan menghadapi situasi sulit dengan tenang.
Bijaksana: Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan pertimbangan yang matang.
Sopan: Memiliki tata krama yang baik dan menghargai norma-norma sosial.
Mandiri: Mampu melakukan berbagai hal tanpa bergantung pada orang lain.
Kreatif: Memiliki ide-ide baru dan cara pandang yang unik.
Memiliki empati: Mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
Memiliki rasa syukur: Menghargai segala nikmat yang telah diterima.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang baik memiliki semua ciri di atas, dan setiap orang memiliki definisi kebaikan yang berbeda-beda. Kebaikan adalah sesuatu yang terus berkembang dan bisa dipelajari.
Dampak positif orang baik
Dalam sebuah Sutta (AN 8.38) yang berjudul Sappurisa Sutta yaitu Sutta Orang Baik.
“Para bhikkhu, ketika seorang yang baik terlahir pada sebuah keluarga, itu adalah demi kebaikan, kesejahteraan, dan kebahagiaan banyak orang. Itu adalah demi kebaikan, kesejahteraan, dan kebahagiaan (1) ibu dan ayahnya, (2) istri dan anak-anaknya, (3) para budak, pekerja, dan pelayannya, (4) teman-teman dan kerabatnya, (5) para leluhurnya yang telah meninggal dunia, (6) raja, (7) para dewata, dan (8) para petapa dan brahmana. Seperti halnya hujan deras yang turun, memelihara semua tanaman, muncul demi kebaikan, kesejahteraan, dan kebahagiaan banyak orang, demikian pula, ketika seorang yang baik terlahir pada sebuah keluarga, itu adalah demi kebaikan, kesejahteraan, dan kebahagiaan banyak orang.
Orang bijaksana, berdiam di rumah, sesungguhnya hidup demi kebaikan banyak orang. Siang dan malam dengan tekun terhadap ibu, ayah, dan para leluhurnya, Ia menghormati mereka sesuai Dhamma, mengingat apa yang telah mereka lakukan [untuknya] di masa lalu.
Kokoh dalam keyakinan, orang yang religius, setelah mengetahui kualitas-kualitas baiknya, menghormati mereka yang meninggalkan kehidupan rumah tangga, para pengemis yang menjalani kehidupan spiritual.
Berguna bagi raja dan para dewa, berguna bagi sanak-saudara dan teman-temannya, sebenarnya, berguna bagi semuanya, tegak dengan kokoh dalam Dhamma sejati. Ia telah melenyapkan noda kekikiran dan mengembara menuju alam yang menguntungkan”.
Sutta tersebut memberikan gambaran yang sangat indah tentang pengaruh positif yang dapat ditimbulkan oleh seseorang yang memiliki karakter baik. Buddha menggambarkan sosok ini sebagai hujan yang menyegarkan, membawa manfaat bagi semua makhluk hidup di sekitarnya.
Lingkaran positif yang diciptakan oleh orang baik
Sutta ini dengan jelas menunjukkan bahwa kehadiran seorang individu berkarakter baik dalam sebuah keluarga atau masyarakat dapat menciptakan efek domino yang positif. Lingkaran pengaruhnya begitu luas, mencakup:
Keluarga: Orang baik menjadi sumber kebahagiaan dan kesejahteraan bagi orang tua, pasangan, anak-anak, bahkan hingga leluhur.
Masyarakat: Ia menjadi contoh yang baik bagi teman-teman, kerabat, dan masyarakat luas.
Negara: Ia memberikan kontribusi positif bagi negara dan pemimpinnya.
Dunia Spiritual: Ia menghormati para Bhikkhu dan Brahmana, serta mempraktikkan ajaran-ajaran spiritual dengan sungguh-sungguh.
Kualitas-kualitas orang baik
Dalam Sutta ini juga menyoroti beberapa kualitas penting yang dimiliki oleh seorang individu berkarakter baik yaitu:
Berbakti: Ia sangat menghormati orang tua dan leluhur, serta menjalankan kewajiban sebagai anggota keluarga dengan baik.
Berkeyakinan: Ia memiliki keyakinan yang kuat terhadap Buddha Dhamma.
Kedermawanan: Ia tidak kikir dan selalu siap membantu orang lain yang membutuhkan.
Disiplin dan bermoral: Ia hidup sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan etika yang benar sesuai Dhamma.
Pengaruh psikologis dari kebaikan
Studi menunjukkan bahwa berbuat baik memiliki dampak positif pada kesehatan mental. Ketika kita melakukan tindakan kebaikan, otak kita melepaskan hormon endorfin yang membuat kita merasa bahagia dan puas. Selain itu, berinteraksi dengan orang lain secara positif dapat meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi stres.
Pengembangan diri menjadi pribadi yang baik
Untuk menjadi orang yang lebih baik, kita dapat melakukan beberapa hal berikut:
Praktikkan kesadaran: Melatih perhatian penuh dapat membantu kita menjadi lebih sadar akan pikiran dan tindakan kita.
Latih empati: Cobalah untuk memahami perspektif orang lain dan merasakan apa yang mereka rasakan.
Berlatih kebaikan: Carilah peluang untuk berbuat baik setiap hari, sekecil apapun itu.
Belajar dari kesalahan: Jangan takut terhadap suatu kesalahan yang pernah dilakukan, karena dari situlah kita belajar dan tumbuh menjadi lebih baik.
Kesimpulan
Orang baik adalah seperti mercusuar yang menerangi kegelapan. Cahaya kebaikan mereka tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar mereka. Dengan menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjadi bagian dari perubahan positif di dunia. (Dhammapada Syair 304).
Dalam AN 8.38: Sappurisa Sutta mengajak kita untuk merenungkan kembali nilai-nilai kebaikan, kebajikan, dan kepedulian terhadap sesama. Dengan menjadi orang yang baik, kita tidak hanya membawa kebahagiaan bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar kita.
Pesan utama dari sutta tersebut ialah setiap tindakan kita sekecil apa pun, memiliki dampak yang signifikan terhadap dunia. Meskipun Sutta ini ditulis ribuan tahun lalu, pesan-pesan yang terkandung di dalamnya tetap relevan hingga saat ini. Dalam era yang semakin individualistis, kita sering kali lupa akan pentingnya hubungan sosial dan kontribusi kita terhadap masyarakat. Kita juga diingatkan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk menciptakan perubahan positif pada lingkungan dan dunia.
Referensi
25 Contoh Sifat Individu yang Baik dan Bermanfaat: https://www.detik. com/bali/berita/d-6400944/25-contoh-sifat-individu-yang-baik-dan-bermanfaat
Bodhi, B. (2015). Aṅguttara Nikāya Khotbah-Khotbah Numerikal Sang Buddha. (J. Nurjadi, N. Tendean, Eds., & I. Anggara, Trans.) Jakarta Barat, Indonesia: DhammaCitta Press.
Kitab Suci DHAMMAPADA The Buddha’s Path of Wisdom (Cetakan Kedua Februari 2012 ed.). (2012). (T. I. Vijāno), Trans.) Bahussuta Society.
Oleh: Bhikkhu Adhicitto
Minggu, 15 Desember 2024