Memahami Dhamma Sejati

 Memahami Dhamma Sejati

Lima Kualitas — bahkan ketika seseorang sedang mendengar Dhamma sejati, ia tidak mampu memasuki jalan kebenaran, jika:

  1. Meremehkan khotbah.

  2. Meremehkan pembabar.

  3. Meremehkan diri sendiri.

  4. Mendengar tetapi pikiran kacau.

  5. Memperhatikan dengan sembrono.

 

Sebaliknya, seseorang mampu memasuki jalan kebenaran jika:

  1. Tidak meremehkan khotbah.

  2. Tidak meremehkan pembabar.

  3. Tidak meremehkan diri sendiri.

  4. Mendengarkan dengan pikiran yang tidak kacau dan terpusat.

  5. Memperhatikan secara teliti.

 

Lima hal yang mengarah pada kemunduran dan lenyapnya Dhamma, yaitu:

  1. Tidak dengan hormat mendengarkan Dhamma.

  2. Tidak dengan hormat mempelajari Dhamma.

  3. Tidak dengan hormat menghafalkan Dhamma.

  4. Tidak dengan hormat memeriksa makna ajaran yang telah dihafalkan.

  5. Tidak dengan hormat memahami makna Dhamma dan kemudian berlatih sesuai Dhamma.

 

Lima hal lain yang mengarah pada kemunduran dan lenyapnya Dhamma, yaitu:

  1. Para bhikkhu tidak mempelajari Dhamma: khotbah-khotbah, campuran prosa dan syair, penjelasan-penjelasan, syair-syair, ucapan-ucapan inspiratif, kutipan-kutipan, kisah-kisah kelahiran, kisah-kisah menakjubkan, dan tanya jawab.

  2. Para bhikkhu tidak mengajarkan Dhamma kepada orang lain secara terperinci sebagaimana yang mereka dengar dan pelajari.

  3. Para bhikkhu tidak menyuruh orang lain mengulangi Dhamma secara terperinci sebagaimana yang mereka dengar dan pelajari.

  4. Para bhikkhu tidak melafalkan Dhamma secara terperinci sebagaimana yang mereka dengar dan pelajari.

  5. Para bhikkhu tidak mempertimbangkan, memeriksa, dan menyelidiki Dhamma dalam pikiran sebagaimana yang mereka pelajari dan dengar.

 

Khotbah yang disampaikan secara keliru, apabila disampaikan kepada lima jenis orang, yaitu:

  1. Khotbah tentang keyakinan disampaikan secara keliru kepada seseorang yang hampa keyakinan.

  2. Khotbah tentang perilaku bermoral disampaikan secara keliru kepada seseorang yang tidak bermoral.

  3. Khotbah tentang pembelajaran disampaikan secara keliru kepada seseorang yang sedikit belajar.

  4. Khotbah tentang kedermawanan disampaikan secara keliru kepada seseorang yang kikir.

  5. Khotbah tentang kebijaksanaan disampaikan secara keliru kepada seseorang yang tidak bijaksana.

Vihāra Jakarta Dhammacakka Jaya

https://www.dhammacakka.org

Related post