Patthana (6 dari 24)
- Kelas Dhamma
- April 20, 2025
- 13 minutes read

Purejata Paccayo ~ Kondisi kemunculan lebih awal
Pure artinya lebih awal atau terlebih dahulu. Jata artinya lahir atau muncul, contoh: Listrik menyebabkan munculnya cahaya.
3 jenis sebab menyebabkan munculnya akibat :
Sebab yang muncul lebih awal dibandingkan akibat disebut purejata.
Sebab yang muncul bersamaan dengan akibat disebut sahajata.
Sebab yang muncul setelah akibatnya disebut paccajata.
Cakkhayatanam, cakkhuviññanadhatuya tamsampayuttakananca dhammanam, purejatapaccayena paccaya
Cakkhupasada [landasan mata] menyebabkan munculnya cakkhuviññana [kesadaran mata] dan cetasika yang menyertainya melalui kondisi kemunculan lebih awal [purejata paccayo].
Sotayatanam, Sotaviññanadhatuya tamsampayuttakanañca dhammanam, purejatapaccayena paccayo
Sotapasada [landasan telinga] menyebabkan munculnya sotaviññana [kesadaran telinga] dan cetasika yang menyertainya melalui kondisi kemunculan lebih awal [purejata paccayo].
Ghanayatanam, ghamaviññanadhatuya tamsampayuttakanañca dhammanam, purejatapaccayena paccayo
Ghanapasada menyebabkan munculnya ghanaviññana dan cetasika yang menyertainya, melalui kondisi kemunculan lebih awal [purejata paccayo]
Jivhayatanam, jivhaviññanadhatuya tamsampayuttakananca dhammanam, purejatapaccayena paccayo
Jivhapasada menyebabkan munculnya Jivhaviññana dan cetasika yang menyertainya melalui kondisi kemunculan lebih awal [purejata paccayo] Kayayatanam, kayaviññanadhatuya tamsampayuttakananca dhammanam purejatapaccayena paccayo
Kayapasada menyebabkan munculnya kayaviññana dan cetasika yang menyertainya melalui kondisi kemunculan lebih awal [prejata paccayo]
Rupayatanam, cakkhuviññanadhatuya tamsampayuttakanañca dhammanam, purejatapaccayena paccayo
Saddayatanam, cakkhuviññanadhatuya tamsampayuttakanañca dhammanam purejata paccayena paccayo
Gandhayatanam, ghanaviññanadhatuya tamsampayuttakanañca dhammanam, purejatapaccayena paccayo
Rasayatanam, jivhaviññanadhatuya tamsampayuttakanañca dhammanam, purejatapaccayena paccayo
Photthabbayatanam, kayaviññanadhatuya tamsampayuttakanañca dhammanam, purejatapaccayena paccayo
Rupayatanam saddayatanam gandhayatanam rasayatanam photthabbayatanam, manodhatuya tamsampayuttakanañca dhammanam, purejatapaccayena paccayo
Yam rupam nissaya manodhatu ca manoviññanadhatu ca vattanti, tam rupam manodhatuya tamsampayuttakanañca dhammanam, purejatapaccayena paccayo
Bergantung pada hadayavatthu, manodhatu dan manoviññanadhatu muncul. Hadayavatthu menyebabkan munculnya manodhatu dan cetasika yang menyertainya melalui kondisi kemunculan lebih awal [purejatapaccayo].
Manoviññanadhatuya tamsampayuttakanañca dhammanam, kincikale, purejatapaccayena paccayo, kinci kale, na purejatapaccayena paccayo
Hadayavatthu terkadang menyebabkan munculnya manoviññanadhatu dan cetasika yang menyertainya melalui kondisi kemunculan lebih awal, tetapi terkadang tidak
Pada momen patisandhi, patisandhi citta dan 30 kammajarupa muncul.
30 kammajarupa [kayadassakakalapa, bhavanadassakakalapa, hadayadassakakalapa1]
Hadayavatthu hanya dapat menyebabkan munculnya patisandhi citta dengan kondisi kemunculan bersamaan [sahajatapaccaya]
PACCHAJATAPACCAYO ~ kondisi kemunculan belakangan
Pacchajata cittacetasika dhamma, purejatassa imassa kayassa, pacchajatapaccayena paccayo.
Citta cetasika yang lahir belakangan menyebabkannya mempertahankan rupa yang lahir lebih awal melalui kondisi kelahiran belakangan.
Terdapat 4 jenis rupa: kammajarupa, cittajarupa, utujarupa, aharajarupa. Mereka lahir dengan cara berbeda beda.
Setiap citta mempunyai 3 sub momen: kemunculan [uppada khana], keberlangsungan [ thiti khana ], kepadaman [bhanga khana].
Pada saat kemunculan [uppada khana] dari patisandhi citta, kammajarupa dihasilkan bersama dengan patisandhi citta. Selanjutnya, kammajarupa terus dihasilkan pada setiap sub moment.
Pada momen keberlangsungan [thiti khana] dari patisandhi citta, utujarupa dihasilkan [tejo/api dari kammajarupa], selanjutnya utujarupa menghasilkan utujarupa baru pada momen keberlangsungan dari rupa.
Ketika mendapat nutrisi, aharajarupa dihasilkan, menghasilkan kembali aharajarupa yang baru karena oja [makanan] dengan bantuan kammajatejo dari lambung pada momen keberlangsungan rupa.
Nama dhamma yang muncul belakangan merupakan sebab untuk mempertahankan rupa dhamma yang muncul lebih awal mulai dari kelahiran hingga kematian.
Sebagai contoh: bhavanga citta pertama menjadi sebab untuk mempertahankan patisandhikammaja rupa melalui kondisi kelahiran belakangan [pacchajatapaccaya]. Ini berarti jika bhavanga citta yang pertama tidak dapat muncul, maka patisandhi kammaja rupa juga tidak akan ada.
Pada momen cuti citta, kammajarupa yang telah lahir 17 momen kesadaran yang lalu juga lenyap dan tidak menghasilkan lagi. Itu karena tidak ada lagi citta pada kehidupan ini yang muncul setelah cuti citta; oleh karena itu jika tidak ada nama dhamma yang lahir belakangan, rupa dhamma yang muncul lebih awal tidak dapat muncul melalui kondisi pacchajatapaccaya.
Kitab ulasan menggunakan perumpamaan: anak burung nasar untuk kondisi pacchajatapaccaya. Burung nasar adalah sejenis burung pemakan daging. Setelah bertelur, induk burung nasar pergi mencari makanan. Bayi burung nasar mengharapkan induknya membawakan mereka makanan ketika mereka kembali. Tetapi induk burung nasar tidak membawa makanan ketika kembali. Walaupun bayi burung nasar itu tidak makan, bathin mereka tenang karena tinggal bersama induknya. Demikian hari berikutnya. Pengharapan mereka menyebabkan tubuh mereka dapat bertahan. Demikianlah nama yang muncul belakangan menyebabkan rupa yang muncul lebih awal bertahan dengan cara kondisi kemunculan belakangan [pacchajatapaccaya].
Contoh lain: saat anak yang baik tumbuh berkembang sedikit, orang tua merasa senang dan batin mereka damai serta mengharapkan kehidupan yang nyaman di hari tuanya. Ketika telah berusia tua, anak anak mereka menyokong dan merawat mereka, merasa senang serta memiliki kedamaian batin. Dengan cara ini batin yang muncul belakangan menjadi sebab untuk mempertahankan tubuh mereka yang muncul lebih awal melalui kondisi kemunculan belakangan [pacchajatapaccaya].