Tentang Mara

 Tentang Mara

Sukhaṁ yāva jarā sīlaṁ, sukhā saddhā patiṭṭhitā

Sukho paññāya paṭilābho, pāpānaṁ akaraṇaṁ sukhaṁ,ti.

“Tata susila mendatangkan kebahagiaan hingga hari tua. Mendatangkan kebahagiaan, keyakinan teguh. Pencapaian kebijaksanaan mendatangkan kebahagiaan. Mendatangkan kebahagiaan, tidak bertindak buruk”.

 

(Dhammapada 333)

 

Umat Buddha tentu sudah tidak asing lagi dengan kata māra, pada umumnya ketika seseorang mendengar atau mengucapkan kata māra yang terlintas dalam pikirannya adalah sesosok makhluk yang menyerupai setan yang kejam, beringas dan mengganggu semua orang. Persepsi yang seperti ini kurang tepat, māra bukanlah setan dan tidak hanya menyerupai sesosok makhluk saja tetapi juga merupakan suatu keadaan atau kondisi yang merintangi pencapaian tujuan spiritual. Māra memiliki definisi atau disebut sebagai raja kematian karena dia menghancurkan makhluk-makhluk di sepanjang saṁsāra, dia terus memengaruhi dan menghalangi makhluk untuk melakukan kebajikan. Māra juga memiliki nama lain papimā, si jahat karena dia mengganggu Buddha dan murid-murid-Nya.

 

Terdapat lima jenis māra, yaitu:

  1. Devaputta Māra yaitu māra yang berwujud atau masih memiliki bentuk, māra jenis ini tinggal di Surga Paranimittavasavattī. Māra ini merupakan deva yang memiliki sifat yang jahat dan tidak menginginkan makhluk-makhluk terbebas dari saṁsara, sehingga ia akan mengganggu dan menghalangi pencapaian kamajuan seseorang dalam praktik Dhamma dan Vinaya.

  2. Kilesa Māra adalah māra yang merupakan kekotoran batin. Kekotoran batin disebut sebagai māra karena membuat batin tersiksa, menderita, tidak nyaman dan memberikan akibat yang buruk. Kilesa mencemari semua makhluk puthujjana dan menarik mereka ke bawah menuju ke keadaan batin yang kotor dan tersiksa. Dalam hal ini terdapat 10 kilesa yang dapat membawa pada kehancuran, kematian yang berpotensi memunculkan kelahiran di alam menderita, di antaranya yaitu “keserakahan, kebencian, delusi, kesombongan, pandangan salah, keraguan, kemalasan dan kelambanan, kegelisahan, tidak tahu malu dalam berbuat jahat, dan tidak takut terhadap akibat dari perbuatan jahat”.

  3. Khandha Māra merupakan lima gugusan pembentuk atau lima gugusan yang menjadi objek kemelekatan. Disebut sebagai māra karena membebani, menghambat dan sebagai landasan dari kemelekatan. Lima gugusan ini yaitu 1) Rūpakkhandha; 2) Vedanākkhandha; 3) Saññākkhandha; 4) Saṅkhārakkhandha; dan 5) Viññanakkhandha”.

  4. Abhisaṅkhāra Māra, yaitu akumulasi kamma, kumpulan dari kamma baik dan buruk yang telah dilakukan. Disebut sebagai māra, karena kamma seseorang masih terus mengembara di alam saṁsāra, kita masih terus lahir, sakit, tua, menderita dan mati. 

  5. Maccu Māra, yaitu māra yang berupa kematian. Disebut sebagai māra karena kematian menghancurkan daya hidup (jīvitindriya) setiap makhluk.

 

Kelima jenis māra inilah yang menjadi penghalang, perintang, penghambat, pengganggu bagi seseorang yang ingin terbebas dari saṁsāra. Sebelum seseorang mencapai tingkatan kesucian arahat dan parinibbāna maka salah satu atau lima māra ini masih akan merintangi. Dalam Māradheyya Sutta (Iti 59) Sang Buddha mengatakan “Wahai para Bhikkhu dengan memiliki tiga hal seorang bhikkhu telah melampaui kerajaan māra dan bersinar bagaikan matahari, apakah tiga hal itu? Di sini seorang bhikkhu memiliki kualitas kesusilaan, memiliki kualitas meditasi dan memiliki kebijaksanaan”. Inilah yang menjadi tugas kita yaitu mengembangkan kemoralan, meditasi dan kebijaksanaan melalui praktik Jalan Mulia Berunsur Delapan. Orang yang telah sepenuhnya mengembangkan diri dalam kesusilaan, meditasi dan kebijaksanaan akan mencapai satu kualitas batin tertinggi hingga dapat merealisasi Nibbāna. Mari hendaknya kita memunculkan satu tekad untuk terus bersemangat dalam praktik Dhamma dan Vinaya.

 

“Semoga semua makhluk berbahagia”

 

Sumber: 

  • Māradheyya Sutta (Kerajaan mara, Iti 59) 

  • Dhammapada. Nāgavaggo, syair 333

  • https://pustaka.dhammacitta.org/ebook/umum/Mara%20si%20Penggoda.pdf

 

Oleh Bhikkhu Varasaddho

 

Minggu, 29 September 2024

 

 

 

Vihāra Jakarta Dhammacakka Jaya

https://www.dhammacakka.org

Related post