Empat Cakradharma

 Empat Cakradharma

Paṭirūpadesavāso ca, pubbe ca katapuññatā

attasammāpaṇidhi ca, etammaṅgalamuttamaṁ

Hidup di tempat yang sesuai, memiliki timbunan kebajikan pada kehidupan lampau, menuntun diri ke arah yang benar, itulah berkah utama. 

 

(Maṅgala Sutta)

 



Para bhikkhu, ada empat roda ini. Ketika empat roda ini berputar, maka para deva dan manusia yang memilikinya akan segera mencapai kebesaran dan kekayaan berlimpah. Apakah empat ini? Menetap di tempat yang sesuai, mengandalkan orang-orang baik, tekad yang benar, dan jasa yang dilakukan di masa lampau. Ini adalah keempat roda itu. Ketika keempat roda ini berputar, maka para deva dan manusia yang memilikinya akan segera mencapai kebesaran dan kekayaan berlimpah (Cakkasutta, Aṅgutara Nikāya 1.31).


Dalam bahasa Sansekerta roda artinya adalah cakra atau cakka dalam bahasa Pāli. Roda berbentuk bundar dan berputar dengan lancar, mengacu ke Cakradharma atau Cakkadhamma yaitu Dhamma yang bagaikan roda yang mengantar ke tujuan atau mengantar ke kemajuan dan keberhasilan seperti yang terdapat di dalam sutta di atas yakni ada empat hal, yaitu:

  1. Paṭirūpadesavāsa

Berdiam di wilayah yang sesuai, berarti berada di daerah yang cocok, yang baik, yang beradab, terdapat jalan penghubung, terdapat para cendekiawan atau budiman, terdapat lingkungan yang baik, terdapat situasi yang cocok untuk melaksanakan Dhamma dan mencari penghidupan secara patut, dan terdapat ajaran Sang Buddha tersebar secara luas di sana, terdapat kegiatan kebajikan seperti berdana, merawat sīla, mengembangkan batin, dan sebagainya.

Dalam Dhamma kata ’sesuai’ secara ringkasnya mengacu keempat jenis kenyamanan (sappāya), yaitu: 1) Āvāsasappāya, yaitu kenyamanan tempat, iklim cuaca yang baik; 2) Puggalasappāya, yaitu orang-orang yang bermukim di sana adalah orang baik, bertata susila; 3) Āhārasappāya, yaitu terdapat sumber pangan melimpah; 4) Dhammasappāya, yaitu terdapat pelaksanaan Dhamma di mana-mana, terdapat hukum perundang-undangan, adat-istiadat yang baik yang mendukung kegiatan berbuat baik.


  1. Sappurisūpassaya

Bergaul dengan budiman, berarti berada bersama, menjadi akrab, bercakap-cakap, berunding, bertanya hal-hal yang belum diketahui. Sappurisa adalah orang baik, yaitu bertindak baik, berucap baik, berpikir baik, dan mengajak orang lain untuk bertindak baik, berucap baik, dan berpikir baik. Sappurisa tertinggi adalah Sammāsambuddha, Paccekabuddha, dan Arahanta Sāvakabuddha.

Dalam sebuah sutta, Buddha bersabda ”Para bhikkhu, Aku tidak melihat bahkan satu hal pun yang begitu menyebabkan kualitas-kualitas bermanfaat yang belum muncul menjadi muncul dan kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang telah muncul menjadi berkurang selain daripada pertemanan yang baik. Bagi seorang dengan teman-teman yang baik, maka kualitas-kualitas bermanfaat yang belum muncul menjadi muncul dan kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang telah muncul menjadi berkurang”. (Aṅgutara Nikāya 1.71).


  1. Attasammāpaṇidhi

Mengarahkan diri secara sesuai, berarti berperilaku dan bertutur kata benar sesuai dengan jalur Dhamma atau menempatkan diri secara pantas, memiliki keyakinan pada Tiratana, rajin belajar menggali pengetahuan, memiliki kepedulian dan kedermawanan, berwawasan luas dalam menghadapi situasi, berkesungguhan hati dalam melakukan hal-hal yang baik, menghindari jalur yang tidak baik, menempatkan diri secara pas sesuai dengan kedudukan dan tugasnya.


  1. Pubbekatapuññatā

Kepemilikan kebajikan pada waktu lampau, berarti telah melakukan kebaikan pada masa lampau, misalnya pernah berdana, merawat sīla, mengembangkan batin, dan sebagainya. Kebaikan yang telah dilakukan pada waktu lampau itu bisa waktu lampau yang belum lama, misalnya pada waktu kemarin, bulan yang lalu, tahun yang lalu; atau bisa waktu lampau yang lama di kehidupan lampau.


Keempat Cakkadhamma ini saling berkaitan, yaitu berdiam di wilayah yang sesuai menjadi penyebab bergaul dengan sappurisa. Tindak bergaul dengan sappurisa menyebabkan dapat mengarahkan diri secara sesuai. Ketiga hal itu dapat memungkinkan ada karena didukung oleh kebajikan yang telah dilakukan pada waktu lampau.


Di antara keempat butir cakkadhamma di atas, attasammāpaṇidhi mengarahkan diri secara sesuai adalah butir yang sangat penting karena perbuatan bajik yang dilakukan pada waktu lampau dapat berlangsung dengan baik itu pun harus didasarkan pada pengarahan diri secara sesuai. Meskipun seseorang berada di wilayah yang sesuai, namun tidak mengetahui perlunya mengarahkan diri ke hal-hal yang sesuai, keberadaannya di sana itu tidak memberikan manfaat apapun. Kalaupun seseorang telah melakukan kebajikan pada waktu lampau, namun setelah itu tidak mengetahui perlunya mengarahkan diri ke hal-hal yang sesuai, kebajikan itu tidak dapat mendukungnya.


Oleh: Bhikkhu Kusalasarano

Minggu, 20 Oktober 2024


Vihāra Jakarta Dhammacakka Jaya

https://www.dhammacakka.org

Related post