Beban Hidup
- Puja Bakti Umum
- November 30, 2024
- 4 minutes read
Bhārā have pañcakkhandhā, bhārahāro ca puggalo.
Bhārādānaṃ dukhaṃ loke, bhāranikkhepanaṃ sukhaṃ.
“Lima agregat benar-benar merupakan beban, pembawa beban adalah individu. Pengambilan beban adalah penderitaan di dunia, peletakan beban adalah kebahagiaan”
(Bhārasutta, Sutta Nipata)
Dalam menjalani kehidupan seringkali terasa berat, penuh tekanan dan tantangan. Banyak momen dalam hidup yang mungkin membuat seseorang terasa terbebani. Begitu banyak keresahan, permasalahan dan beban dalam hidup yang sudah kita selesaikan tepapi masih saja ada beban, masalah yang baru datang silih berganti. Ternyata selama ini apa yang kita anggap sebagai beban dan kita pikir sudah berhasil diatasi ternyata itu bukanlah beban yang sebenarnya. Selama ini banyak di antara kita yang hanya mengerti dan fokus untuk menyelesaikan beban dan permasalahan hidup yang nampak saja, tetapi kita sering kali lupa atau bahkan tidak tahu bahwa di balik beban dan permasalahan yang nampak tersebut terdapat akar yang begitu kuat dan melekat dalam kehidupan ini, dan beban itu adalah lima agregat yang menjadi objek kemelekatan atau biasa disebut sebagai pañcupādānakkhandha.
Dalam Bhārasutta, kita bisa menemukan apa yang diajarkan Sang Buddha berkaitan dengan apa yang disebut sebagai beban, pembawa beban, pengambilan beban dan peletakan beban. Dalam sutta ini yang disebut sebgai beban adalah lima gugusan, pembawa beban adalah individu, pengambilan beban adalah nafsu keinginan dan peletakan beban yaitu lenyapnya nafsu keinginan, kebebasan tanpa kelekatan. Selama seseorang masih terikat oleh nafsu keinginan, masih memiliki lima gugusan maka ia akan masih dapat mengalami penderitaan, permasalahan, akan masih merasa hidupnya terasa berat penuh beban. Dengan mengetahui dan menyadari bahwa beban yang sebenarnya adalah lima gugusan, hendaknya seseorang berupaya untuk bisa terbebas dari lima gugusan dengan tidak mengambil beban yang baru dan meletakkan beban yang berupa nafsu keinginan, ketidaktahuan dan memusnahkan semua kekotoran batin. Dalam Dhammapada Arahanta Vagga dikatakan “Ia yang telah memusnahkan semua kekotoran batin, yang tidak lagi terikat oleh makanan, yang telah menyadari kebebasan mutlak, maka jejaknya tidak dapat dilacak bagaikan burung di angkasa.
Sumber:
Bhārasutta dan Dhammapada
Oleh: Bhikkhu Varasaddho
Minggu, 17 November 2024