Pada 22 Juli 1954, ada seorang ibu yang berjuang mempertaruhkan segalanya. Selamat hari ulang tahun Bhante Sri Pannyavaro.
Sumber: RISE OF THE WISE

BHANTE SRI PANNAVARO | IBU
Orang yang bisa menjaga air pikirannya tetap tenang dan jernih akan berbahagia.
Sumber: RISE OF THE WISE

BHANTE SRI PANNAVARO | MENJAGA AIR PIKIRAN
Semoga cerita singkat dari Bhante Sri Pannyavaro membuat kita lebih semangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Jadilah bermanfaat bagi sesama.
Sumber: RISE OF THE WISE

BHANTE SRI PANNAVARO | ORANG BUTA MEMBAWA LAMPU
Tidak sedikit umat Buddha berpendapat bahwa perumahtangga dapat mempraktikkan meditasi dengan baik. Pandangan ini muncul dengan alasan karena perumahtangga memiliki banyak kesibukan. Pandangan ini hendaknya diluruskan. Perumahtangga dapat bermeditasi, asalkan mengetahui apa sesungguhnya meditasi yang diajarkan oleh Sang Buddha.
Sang Buddha menggunakan istilah cittabhavana untuk mengacu meditasi yang Beliau ajarkan. Cittabhavana adalah pengembangan batin. Dalam cittabhavana ini, kunci praktiknya adalah sejauh mana seseorang berusaha mengembangkan batinnya yang mana di sini ada dua hal yang musti diperhatikan. Yang pertama adalah upaya untuk melenyapkan kotoran batin yang muncul, sedangkan yang kedua adalah upaya untuk mengembangkan kualitas-kualitas batin yang bermanfaat.
Kotoran batin yang harus dilenyapkan meliputi semua bentuk batin yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Bentuk-bentuk batin ini berakar dari tiga akar kejahatan yakni keserakahan, kebencian dan ketidaktahuan. Sementara itu, kualitas-kualiatas batin yang positif yang musti dikembangkan adalah yang berakar dari tanpa-keserakahan, tanpa kebencian dan tanpa ketidaktahuan.
Disebabkan karena meditasi Buddhis adalah melakukan dua upaya di atas, semua orang termasuk perumahtangga dapat melakukan meditasi. Kuncinya adalah mengupayakan untuk menjaga batinnya agar tidak dikuasai oleh kotoran batin yang muncul, dan mengupayakan agar bentuk-bentuk batin yang baik muncul dan berkembang. Untuk itu, seseorang membutuhkan perhatian atau kewaspadaan di setiap aktifitas. Dalam hal ini, seorang perumahtangga sekalipun, asalkan hidup berperhatian dalam setiap aktifitas dan menjaga batinnya, sesungguhnya telah menjalankan kehidupan meditatif.
Lebih lanjut, simak video berikut!
Sumber Youtube BUDDHA DHAMMA INDONESIA

Kehidupan meditatif bagi Perumahtangga, mungkinkah?
Y.M. Bhante Sri Pannyavaro Mahathera adalah Wakil Presiden World Buddhist Sangha Council (WBSC). Dalam rangka acara yang diselenggarakan oleh WBSC melalui online, Bhante Sri Pannyavaro menyampaikan pentingnya untuk bersabar mengendalikan diri. Beliau memberikan wejangan yang sangat berguna bagi masyarakat di era modern ini. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak wejangan berharga beliau.
Sumber Youtube BUDDHA DHAMMA INDONESIA

Bersabar Mengendalikan Diri
Borobudur adalah candi yang berisikan pesan-pesan luhur ajaran Buddha. Pesan-pesan luhur tersebut dengan indah terpahatkan di dinding candi yang mana menceritakan berbagai kisah perjalanan Bodhisatva Siddhartha dan para pencari kebenaran lainnya. Salah satu pesan moralnya tampak dalam pahatan yang diambil dari Kitab Lalitavistara. Kitab ini menceritakan kisah perjuangan Bodhisatva Siddhartha dari alam Tusita hingga beliau mencapai kebuddhaan dan membabarkan Dhammanya kepada lima petapa (pañcavaggiya).
Dalam video ini, beberapa hal yang sangat menarik berkaitan dengan Lalitavistara dikupas oleh Bhante Sri Paññavaro Mahāthera. Mendengarkan uraian beliau, kita merasa seakan-akan kita sendirilah yang sedang menyusuri Candi Borobudur, melihat pahatannya dan merasakan pesan luhur dari pahatan tersebut.
Beliau menguraikan tidak hanya dari sisi filosofisnya, tetapi juga menunjukkan karakteristik pahatan candi yang ternyata menunjukkan kondisi keindahan flora, fauna, dan budaya lokal setempat di mana candi ini dibangun.
Terdapat enam bagian dari video ini, dan ini adalah bagian pertama. Menyimak video ini akan membawa banyak pemahaman tentang Candi Borobudur yang jarang diungkap. Semoga semua makhluk berbahagia.
Summer: Youtube BUDDHA DHAMMA INDONESIA

Lalitavistara | Bagian 1
Dalam rangka merayakan HUT Magabudhi, Y.M. Sri Paññavaro Mahāthera, Saṅghapamokkha Saṅgha Theravāda Indonesia, menyampaikan wejangan kepada seluruh anggota Magabudhi demi perkembangan organisasi. Beliau menyampaikan bahwa ada tujuh hal kekayaan yang harus dikembangkan bagi seluruh anggota Magabudhi yang berperan sebagai pemuka agama Buddha dalam Keluarga Besar Theravāda Indonesia.
Tujuh kekayaaan ini adalah keyakinan, moralitas, malu berbuat jahat, sadar akibat perbuatan jahat, kedermawanan, berpengetahuan dan bijaksana. Tujuh kekayaan ini adalah kekayaan spritual yang harus dikembangkan oleh anggota Magabudhi.
Lebih dari itu, mengabdi kepada masyarakat dengan sikap rendah hati sangat penting dilakukan. Walaupun berpengetahuan, bersikap rendah hati justru dapat memberikan keteladanan baik bagi masyarakat Buddhis. Selain itu, nasehat beliau adalah mengabdilah demi manfaat bagi orang banyak, dan bukan untuk diri sendiri seperti supaya mendapat materi.
Nasehat-nasehat Saṅghapamokkha tidak hanya bermanfaat bagi anggota Magabudhi tetapi bagi siapapun, baik perumahtangga maupun para bhikkhu. Mari kita simak wejangan beliau dalam video ini.
Summer: Youtube BUDDHA DHAMMA INDONESIA

HUT Magabudhi | MENGABDI DENGAN RENDAH HATI
Tanggal 23 Oktober 2020 adalah hari ulang tahun ke 44 bagi Sangha Theravada Indonesia. Dalam perayaan ulang tahun ini, Bhante Paññavaro Mahāthera selaku Saṅghapamokkha Saṅgha Theravāda Indonesia memberikan wejangan bagi para bhikkhu. Utamanya, beliau menegaskan bahwa para bhikkhu hendaknya selalu ingat dengan tujuan menjadi bhikkhu yakni untuk membebaskan dari dukkha. Oleh karena itu, bahkan ketika sedang memberikan wejangan Dhamma, para bhikkhu diingatkan untuk membabarkan Dhamma demi kasih sayang kepada masyarakat, dan bukan untuk memperoleh materi. Dalam kesempatan ini, beliau juga mengingatkan pentingnya berdana. Hal ini diberikan mengingat bahwa bulan oktober ini juga merupakan masa kathina di mana banyak umat buddha memberikan persembahan kepada para bhikkhu. Berdana yang paling baik, menurut beliau melalui kutipan yang diambil dari Tipitaka, adalah berdana dengan motif untuk memperindah batin. Berdana demikian adalah berdana dengan tujuan untuk melenyapkan kotoran batin. Untuk lebih jelasnya, mari simak video berikut.
Summer: Youtube BUDDHA DHAMMA INDONESIA

HUT ke-44 STI di Masa Kathina I Tujuan menjadi Bhikkhu
Diambil dari: Youtube Pannadika Channel

BHANTE PANNAVARO || APAKAH KEKAYAAN MENJAMIN SESEORANG BAHAGIA?
Dhamma telah dibabarkan dg sangat sempurna oleh Sang Bhagava, membawa seseorang pada lenyapnya kotoran batin. Membahas Dhamma Beliau adalah berkah bagi kita.
Sumber: Youtube BUDDHA DHAMMA INDONESIA

Tanya Jawab Dhamma | Bhikkhu Santacitto
Pali, saat ini, dikenal sebagai bahasa yg digunakan dalam penulisan Tipitaka, kitab suci agama Buddha. Namun masih ada pertanyaan yg menggelitik, apakah Sang Buddha menggunakan bahasa tersebut saat membabarkan Dhamma? Video ini berisi wawancara dengan Samanera Medhacitto yg saat ini sedang mendalami Bahasa Pali di Sri Lanka.
Sumber: Youtube BUDDHA DHAMMA INDONESIA

Bahasa Pali digunakan Sang Buddha dalam pembabaran Dhamma, benarkah? Wawancara dengan Samanera Medhacitto
Kita ingin kebijaksanaan selalu eksis dalam batin. Namun saat batin sedang bersedih atau galau, kebijaksanaan lenyap, perhatian bijak tidak muncul. Apa yang harus dilakukan?
Sumber: Youtube BUDDHA DHAMMA INDONESIA

Latihan agar Kebijaksanaan Berkembang dalam Batin
Candi Borobudur menyimpan banyak cerita Buddhis yang mengajarkan nilai-nilai luhur. Salah satunya adalah pahatan relief yang menceritakan kisah kedermawanan Bodhisattva yang tiada tara saat terlahir sebagai seekor kelinci. Kedermawanan beliau ditunjukkan dg kesiapan beliau untuk mengorbankan dirinya untuk kebahagiaan makhluk lain.
Sumber: BUDDHA DHAMMA INDONESIA

Sasa Jātaka di Candi Borobudur oleh Bhikkhu Santacitto
Sebagai wujud kesentosaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Borobudur menyajikan nilai-nilai kehidupan untuk memberi manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat luas.
Dibangun sebagai piwulang, pengajaran dan tuntunan, Borobudur merupakan karya bangsa yang memperagakan keindahan seni dan keagungan budaya Nusantara.
Sebagai peta lengkap yang memungkinkan dicapainya potensi tertinggi manusia—relief-relief, arca-arca, dan stupa-stupa di Borobudur diukir dan dibuat mengikuti urutan dan tahapan tertentu berdasarkan sutra-sutra.

Borobudur, Keagungan Kebudayaan dan Peradaban Nusantara
Jack Kornfield, penulis Bringing Home the Dhamma. Menguraikan beberapa pandangannya tentang berbagai hal.
Kesulitan besar yang tengah kita hadapi di dunia ini, sebagai tempat untuk membangunkan welas asih, kebijaksanaan, untuk mengambil tempat duduk kita, atau berjalan di dunia sebagai Buddha yang lahir di dalam diri kita.
Bab-bab yang bicara mengenai seksualitas, atau kecanduan alkohol, obat-obatan, hal-hal yang tidak mau dibicarakan orang, namun hal-hal yang menjadi bagian dari hidup kita, kita mulai menyadari bahwa siapa diri kita apa adanya adalah tempat untuk kita mulai bangun.
Bagaimana merangkul dan melatih napas dan tubuh dan emosi, trauma kita, dan luka kita, sebagai bagian dari meditasi. Dengan ajaran ini, dan praktik-praktik ini, pelatihan untuk menjadi eling, serta welas asih dan kemampuan memaafkan, yang ditawarkan oleh momen saat ini.
Buku Membawa Dharma Pulang ke Rumah segera diterbitkan oleh Penerbit Karaniya dalam waktu dekat.

Jack Kornfield: Membawa Dhamma Pulang ke Rumah
Membaca paritta telah menjadi tradisi bagi hampir semua umat Buddha. Setiap chanting pagi dan sore atau di upacara keberkahan atau duka, paritta dibacakan. Namun demikian, sudahkah kita mengetahui asal-usul, makna dan tujuan dibacakan paritta? Video ini mengulas singkat seputar paritta.
Sumber: Youtube Buddha Dhamma Indonesia

Asal-usul Paritta
Hari Tri Suci Waisak adalah hari penting bagi umat Buddha di seluruh dunia. Tidak hanya ini merupakanbperingatan tiga peristiwa penting yang terjadi pada Sang Buddha, tetapi juga merupakan hari di mana umat Buddha merenungkan pesan Dhamma Sang Buddha. Di hari ini pula, kita mengharapkan pesan Dhamma dari para sesepuh Sangha untuk kebahagiaan dan manfaat banyak makhluk. Pada peringatan Tri Suci Waisak tahun 2020 ini, YM Sri Paññâvaro Sanghapamokkha Mahathera memberikan banyak pesan berhargab untuk kita. Salah satunya mengingatkan kita untuk semakin giat mempraktikkan pesan terakhir Sang Buddha - appamadena sampadetha, agar manfaat Dhamma dapat diperoleh.
Sumber: Youtube Buddha Dhamma Indonesia

Pesan Dhamma Tri Suci Waisak 2564 BE/2020
Covid 19 telah memberikan dampak negatif bagi masyarakat dunia termasuk Indonesia, baik secara sosial, ekonomi, pendidikan dan psikologis. Namun demikian, bencana ini juga mengingatkan umat manusia untuk bersatu padu bekerjasama untuk saling menolong dan membantu satu sama lain. Peristiwa ini juga mengingatkan kita untuk berdoa dengan disertai usaha agar musibah cepat selesai. Bapak Presiden beserta jajarannya serta para tokoh lintas agama juga melakukan doa bersama untuk keselamatan bangsa. YM. Sri Paññâvaro Mahâthera juga mengharapkan, dalam doa bersama tersebut, agar masyarakat tetap tabah mengahadapi masalah ini dan selalu menjadikan Dharma (kebenaran) sebagai jalan hidupnya.
Sumber: Youtube Buddha Dhamma Indonesia

Doa Kebangsaan dan Kemanusiaan
Dalam empat kesunyataan mulia dikatakan hidup ini adalah dukkha, penuh ketidakpuasan. Lahir, tua, sakit dan mati adalah dukkha. Tetapi sakit tua dan mati bukanlah sebab dari penderitaan. Apakah anda bingung dengan kalimat diatas?

Sakit, tua dan mati bukanlah penderitaan
Kesabaran merupakan suatu bentuk kekuatan mental, bukan kelemahan. Kadang kita memandang salah kepada seseorang yang sabar sebagai seseorang yang lemah. Menurut saya tidak tepat. Kenapa? cobalah kita melatih kesabaran kita, mudahkah? rasanya tidak mudah. Lebih mudah untuk langsung melontarkan amarah dibandingkan bersabar. Kesabaran menunjukkan kekuatan jiwa dari orang yang memilikinya.

KUNCI KESABARAN DI DALAM DIRI
Adanya pandemik virus corona bukanlah penghalang bagi kita semua untuk belajar menjadi lebih baik. Justru dengan adanya tantangan seperti ini, menjadi sarana untuk mencari cara lain agar dapat belajar bersama. Salah satunya adalah E-talkshow dengan topik “How to Deal With Anger” yang diadakan pada hari Sabtu, 21 Maret 2020, pukul 19.00 WIB. Tak seperti talkshow pada umumnya, talkshow kali ini menggunakan aplikasi Zoom sehingga peserta tidak perlu hadir atau bertatap muka. E-Talkshow kali ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Vesakh Festival 2020 yang bertema “Pikiran.”

E-Talkshow “How to Deal with Anger” – Corona Bukan Penghalang untuk Belajar Dhamma Bersama
Krecek merupakan satu-satunya dusun di Temanggung yang masyarakatnya 99% menganut agama Buddha. Kali ini, kami akan jalan-jalan ke Dusun Buddhis, Krecek. Lihat-lihat yuk, bagaimana keindahan alamnya, hasil alamnya, dan keramahan masyarakatnya.
Sumber: Buddhazine.com

Jalan-jalan ke Dusun Buddhis, Krecek, Temanggung
Kehidupan Atthasilani belum diketahui oleh kebanyakan orang, khususnya di Indonesia.
Kehidupan yang terasing dari dunia luar inilah yang seringkali menjadi pertanyaan banyak orang, "SIAPA ITU? KENAPA BEGITU?, ..." dan sebagainya, di tengah-tengah usia yang tidak jarang masih terlampau muda.
Akan tetapi, pilihan yang tidak mudah inilah merupakan satu cara hidup yang luhur, baik dalam mengembangkan diri secara spiritual, mendewasakan diri dalam emosional, dan mengutamakan keindahan batin, sementara para kawula muda masih sibuk dengan kehidupan yang glamour di luar sana.
MARI KETAHUI LEBIH LANJUT BAGAIMANA GAYA HIDUP ATTHASILANI MELALUI VIDEO INI BERSAMA ATTHASILANI KAMANIYASARANI!!!
Sumber: Youtube Taste of Truth

GAYA HIDUP ATTHASILANI
Kegelisahan empiris dari data survey yang dikemukakan pembicara sebelumnya (Emil Atmadjaya) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan umat Buddha tahun 2010-2050 adalah minus 0,3%.
Hasil survey sepertinya logis, tetapi harus diketahui dengan pasti dimana survey tersebut diambil? Dimana sample dilakukan? Apalagi di Indonesia hasil survey tergantung “pemesan”. Sering di iklan-iklan cosmetic menyatakan misal “90% wanita menggunakan sabun X”; apakah benar demikian?
Sumber: www.samaggi-phala.or.id / Youtube EdArt Go

(Part 1) Let's Become a Better Buddhist
Dhammadesana YM. Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera dalam Kathina & Siripada Puja di Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya 09 November 2019.

Dhammadesana Kathina & Siripada Puja 2563BE/2019 VJDJ
Penjelasan secara merinci serta pertanyaan yang sering timbul tentang Pancasila Buddhis seperti: Mengapa sila Bhikkhuni lebih banyak dari para Bhikkhu ketika menginjak binatang apakah termasuk pelanggaran dan lain sebagainya, pembabaran Pancasila Buddhis bagian pertama ini dibawakan oleh Bhikkhu Thitayanno di Vihara Parivara Dhamma Acala, New York , USA.
Sumber: TheResidentofdhamma

(Bag 2) Pancasila Buddhis oleh Bhikkhu Thitayanno
Penjelasan secara merinci serta pertanyaan yang sering timbul tentang Pancasila Buddhis seperti: Mengapa sila Bhikkhuni lebih banyak dari para Bhikkhu ketika menginjak binatang apakah termasuk pelanggaran dan lain sebagainya, pembabaran Pancasila Buddhis bagian pertama ini dibawakan oleh Bhikkhu Thitayanno di Vihara Parivara Dhamma Acala, New York , USA.
Sumber: TheResidentofdhamma

(Bag 1) Pancasila Buddhis oleh Bhikkhu Thitayanno
Ceramah dhamma yang dibawakan oleh Y.M. Phra Maha Ali Jutaliko Mahathera di vihara Parivara Dhamma Acala newyork yang bertema tiga manfaat berdana.
Sumber: TheResidentofdhamma

Tiga Manfaat Berdana oleh Y.M. Phra Maha Ali Jutaliko Mahathera
Dijelaskan oleh Romo Dharmanadi Chandra (Ketua Umum Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia - MAGABUDHI)
Sebuah pesan singkat yang berisi tentang ujaran kebaikan.
Dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatannya maupun kontributor konten video.
Sumber: Taste of Truth

Dharmanadi Chandra - 3 Dhamma Zaman Milenial
Salah satu ajaran Buddha yang cukup dikenal oleh banyak orang adalah Paticcasamuppada. Hukum Paticcasamuppada menjelaskan bahwa segala sesuatu mesti ada sebab nya dan akibat yang ditimbulkan akan menjadi sebab untuk akibat yang lain nya muncul. Itulah mengapa dinamakan hukum sebab musabab yang saling bergantungan.
Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang Paticcasamuppada atau Hukum Sebab Akibat Oleh Bhante Santacitto
Sumber: Taste of Truth

Bhante Santacitto - Paticcasamuppada
Ngadas merupakan salah satu nama desa di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Desa ini berada di ketinggian 2200 mdpl dengan luas wilayah sekitar 395 hektar.
Saat sejarawan mengatakan agama Buddha lenyap dari pulau Jawa setelah tahun 1500 M. Di Ngadas, tersimpan Buddhadharma yang tetap lestari, mereka tetap meyakini apa yang telah diyakini oleh para leluhurnya.
Sumber: BuddhaZine.com

Potret Waisak Trah Majapahit, Umat Buddha Suku Tengger
Klik subtitle/cc untuk subtitle Indonesia/Inggris.
Sumber: BuddhaZine.com

Candi Mendut, Simbol Perjumpaan Welas Asih
Salim Lee memberikan sebuah sudut pandang baru, Candi Borobudur tak boleh hanya menjadi monumen spiritual, tetapi bagaimana membuat nilai-nilai Borobudur bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber: BuddhaZine.com

Candi Borobudur Simfoni Buddhadharma yang Indah
Elizabeth D. Inandiak, seorang wartawati, penerjemah, dan sastrawan berasal dari Perancis yang banyak mempelajari kesusastraan Jawa, terutama dari era Sastra Jawa Baru.
Pulau Emas atau Swarnadwipa pada abad ke-7, merupakan sebuah jantung pusat pengetahuan yang maha luas, bahkan membuat orang-orang bijak seperti I-Tsing dan Atisha datang ke Muaro Jambi. Atisha Dipankara yang kelak di kemudian hari membabar Dharma di Tibet.
Sumber: BuddhaZine.com

Elizabeth D. Inandiak: Mendedahkan Khazanah Buddhis
Menyambut hari raya Waisak yang dilaksanakan di Candi Borobudur menjadi momen yang begitu spesial. Wisatawan lokal maupun mancanegara dengan suka cita menyaksikan setiap acara yang berlangsung. Menyaksikan perayaan hari besar agama Buddha ini memberikan banyak makna.
Hari Waisak dirayakan pada waktu terang bulan untuk memperingati tiga peristiwa penting. Pertama yaitu hari lahir Pangeran Sidharta Gautama, lalu pencapaian Sidharta mencapai penerapan agung dan mencapai Buddha, dan hari wafatnya.
Umat Buddha yang merayakan Waisak di Magelang melaksanakan berbagai kegiatan, seperti pengambilan air suci dan api abadi, arak-arakan dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur hingga pelepasan lampion di malam hari. Dan masih banyak cerita menarik lain yang dibagikan Febrian untuk kamu. Yuk, langsung ikuti perjalanan lengkapnya di episode ini!
Sumber: Youtube IndonesiaKaya

Jurnal Indonesia Kaya: Bahagia Hari Waisak
Dhamma adalah kebenaran, Ada Buddha atau tidak Ada Buddha hukum Dhamma akan tetap berlaku. Kegelapan Batin yang membuat kita tak bisa melihat, mengerti dan memahami kebenaran. Buddha membabarkan dhamma bukan untuk mencari pengikut, tetapi Ada banyak makhluk-makhluk yang memiliki sedikit debu kotoran di mata pengetahuan dan kebijaksanaan mereka.
Pesan setelah mendengarkan apa yang ada di channel ini.
Janganlah mudah mempercayai sesuatu hanya :
- karena atas dasar kabar angin,
- karena anggapan belaka,
- karena penampilan belaka,
- karena pemahamanmu saja,
- karena wejangan dari orang suci,
- karena atas dasar tradisi,
- karena tertera dalam kitab sucimu.
Akan tetapi, apabila setelah kalian menganalisa kebenaran, dan setelah menyelidiki dengan cermat, kalian menemukan sesuatu yang sejalan denganmu, membawa kebaikan untuk kepentingan satu dan semua, maka terimalah dalam hidupmu, sesuai dengan ajaran tersebut ( kalama sutta ) " Sang Buddha"
-Sesuai benih yang ditabur begitulah buah yang akan dituai.
"Jangan berbuat Jahat Tambahlah Kebajikan, Sucikan Hati dan pikiran".
-Tak satu pun orang di dunia ini yang tak pernah dicela di Like atau dislike saya akan tetap menyebarkan dhammadesana dengan cara saya by
Gitaswara Tisarana

Pesan Dhamma Waisak 2019 Bhante Attadhiro
Dalam hidup, manusia tidak hanya membutuhkan kekayaan secara lahiriah, namun kekayaan batin juga sebagai satu aspek yang penting.
Berintegritas merupakan salah satu wujud nyata seseorang memiliki kekayaan batin, seperti peduli terhadap orang lain, memberi meskipun tidak banyak, mengutamakan ketulusan, dan mencerahkan banyak orang.
Oleh karena kekayaan batin adalah aspek yang lebih penting dibandingkan kekayaan lahiriah, maka seseorang yang dikatakan kaya perlu memperhatikan kekayaan batinnya.
Selamat Berintegritas!!!
Sumber: Youtube Taste of Truth

INTEGRITAS - TJOA TENG HUI
PESAN UNTUK GENERASI MUDA BUDDHIS!
Apakah normal untuk menjadi seorang pertapa Buddhis di usia muda?
Simak jawabannya hanya di video ini!
Ayo berikan kontribusimu untuk mengembangkan ajaran Buddha dengan bergabung bersama kami sebagai Pabbajita (Bhikkhu, Samanera, dan Atthasilani)
Sumber: Youtube Taste of Truth

PABBAJITA GENERASI MILENIAL
Kehidupan Atthasilani belum diketahui oleh kebanyakan orang, khususnya di Indonesia.
Kehidupan yang terasing dari dunia luar inilah yang seringkali menjadi pertanyaan banyak orang, "SIAPA ITU? KENAPA BEGITU?, ..." dan sebagainya, di tengah-tengah usia yang tidak jarang masih terlampau muda.
Akan tetapi, pilihan yang tidak mudah inilah merupakan satu cara hidup yang luhur, baik dalam mengembangkan diri secara spiritual, mendewasakan diri dalam emosional, dan mengutamakan keindahan batin, sementara para kawula muda masih sibuk dengan kehidupan yang glamour di luar sana.
MARI KETAHUI LEBIH LANJUT BAGAIMANA GAYA HIDUP ATTHASILANI MELALUI VIDEO INI BERSAMA ATTHASILANI KAMANIYASARANI!!!
SEMOGA SEMUA MAKHLUK BERBAHAGIA
Summer: Youtube Taste of Truth

GAYA HIDUP ATTHASILANI
Keberadaan agama Buddha sebagai salah satu agama yang dipeluk sebagian warga Indonesia memiliki jejak yang panjang di Nusantara. Pada masa lalu, agama yang lahir di Benares India pada abad keenam sebelum masehi ini, pernah menjadi agama yang dominan di wilayah nusantara bersama agama Hindu.
Sumber: Melawan Lupa Metro TV

Melawan Lupa - Jejak Cahaya Buddha di Nusantara
Bhikkhu Uttamo menjelaskan secara Agama Buddha tradisi cengbeng yaitu berkunjung ke makam setiap bulan April
Selanjutnya, silahkan kunjungi web Buddhis :
http://www.samaggi-phala.or.id

Cengbeng Menurut Agama Buddha (Bhante Uttamo)
Keberadaan agama buddha sebagai salah satu agama yang dipeluk sebagian warga Indonesia memiliki jejak yang panjang di Nusantara. Pada masa lalu, agama yang lahir di Benares India pada abad keenam sebelum masehi ini, pernah menjadi agama yang dominan di wilayah nusantara bersama agama hindu.
Sumber: MetroTV

Melawan Lupa - Jejak Cahaya Buddha di Nusantara
Pada hari Rabu, tanggal 14 November 2018 untuk kali pertamanya, Padepokan Dhammadīpa Ārāma mengadakan kegiatan Kaṭhinadussaṁ
Kegiatan ini dihadiri oleh tujuh bhikkhu Saṅgha Theravāda Indonesia, antara lain:
1. YM. Khantidharo Mahāthera
2. YM. Sukhito Mahāthera
3. YM. Dhammajato, Thera
4. YM. Jayamedho
5. YM. Sīlanando
6. YM. Khemadharo
7. YM. Uggaseno
Serangkaian kegiatan diawali dengan kegiatan Prosesi Umat menuju Uposathāgāra pada pukul 08.00 WIB, dengan membawa persembahan jubah Kaṭhina beserta perlengkapannya yang akan dipersembahkan kepada para bhikkhu.
Kemudian dilanjutkan dengan upacara Saṅghakamma yang dilakukan oleh para bhante yang menjalankan vassa di Padepokan Dhammadīpa Ārāma.
Setelah upacara Saṅghakamma selesai, para bhikkhu dan umat menuju Dhammasāla Lumbini untuk melanjutkan kegiatan pengukuran, pemotongan dan penjahitan jubah Kaṭhina.
Proses penjahitan selesai pada pukul 15.30 WIB, kemudian dilanjutkan dengan proses penyelupan dan pewarnaan jubah hingga pengeringan selesai pukul 17.15 WIB.
Lalu acara ditutup dengan ucapan anumodana dari YM. Khantidharo Mahāthera selaku kepala Vihara Padepokan Dhammadīpa Ārāma, yang menerima langsung jubah Kaṭhina yang telah selesai dibuat dalam satu hari tersebut.
Dilanjutkan juga dengan sambutan Padesanayaka Jawa Timur, YM. Sukhito Mahāthera yang mengungkapkan muditacitta atas terlaksananya kegiatan Kaṭhinadussaṁ untuk pertama kali di Jawa Timur.
Kami atas nama keluarga Besar Padepokan Dhammadīpa Ārāma, mengucapkan terimakasih dan anumodāna kepada seluruh umat Buddha yang telah berkenan mendukung kegiatan ini hingga dapat terlaksana dengan baik dari awal hingga akhir.
Semoga semuanya penuh berkah kebahagiaan.
Sumber: Taste of Truth

KAṬHINADUSSAṀ PERTAMA PADEPOKAN DHAMMADĪPA ĀRĀMA
Kathina dan Siripada Puja ini dilaksanakan pada Sabtu, 17 November 2018 di Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya.

Wejangan Dhamma Kathina Puja 2562 BE/2018
MERDEKA, Terbebas dari Penderitaan
Disampaikan oleh Bhante Jayamedho
Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Beliau menyampaikan tentang makna kemerdekaan dari sudut pandang Beliau.
Sebuah pesan singkat yang berisi tentang ujaran kebaikan.
Dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatannya maupun kontributor konten video.
Sumber: Youtube Taste of Truth

Bhante Jayamedho - Merdeka, Terbebas dari Penderitaan
Y.M. Bhikkhu Santacitto, PhD. memberikan cara-cara agar dana yang kita berikan menghasilkan manfaat yang besar, manfaat tertinggi.
Ceramah ini diberikan pada sesi Dhamma Talk setelah Dana Makan Siang,
Kamis, 11 Oktober 2018.
Sumber: Youtube Vihara Padumuttara

Bhante Santacitto, PhD - tanya jawab "Memaksimalkan Manfaat Berdana"
Menghargai Waktu
Dijelaskan oleh Bhante Atthadhiro
di Vihara Dhammajaya, Surabaya - Jawa Timur
Sebuah pesan singkat yang berisi tentang ujaran kebaikan.
Dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatannya maupun kontributor konten video.
Semoga Bermanfaat
Summer: Youtube: Taste of Truth

Bhikkhu Atthadhiro - Menghargai Waktu
24 Agustus 2018. Bertepatan dengan ulang tahun Y.M Bhante Jotidhammo Mahathera, kami mempersembahkan video ini sebagai wujud ucapan muditacitta atas capaian usia yang diraih oleh beliau.
Yang Mulia Bhante Jotidhammo Mahathera - Kompetisi Yang Sehat.
Sebuah pesan singkat yang berisi ujaran kebaikan.
Dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hari, kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatannya maupun kontributor konten video.
Semoga semua makhluk berbahagia.
Sumber: Youtube Taste of Truth

BHANTE JOTIDHAMMO MAHATHERA: KOMPETISI YANG SEHAT
Fàngshēng (release the living creatures) is a symbol of respect for the lives of all beings, big and small, in order to survive peacefully and happily without getting killed and harmed. This activity is an action to imbue all living beings with compassion.
May all beings be happy.
Source from: FB Ratanadhīro Samaṇa

Fangsheng (release the living creatures)
Taste of Truth
Y.M. Bhante Jayamedho - Jangan Mudah Tersinggung
Sebuah pesan singkat yang berisi tentang ujaran kebaikan.
Sumber:
Youtube Taste of Truth

Bhante Jayamedho - Jangan Mudah Tersinggung
Video berikut yang kami unggah secara khusus kami persembahkan untuk seseorang yang memiliki jasa yang bagi kami, karena dedikasi Beliaulah, maka kami ada hingga saat ini.
Tahun ini, lebih tepatnya hari Selasa, 17 Juli 2018 merupakan Ulang Tahun Y.M. Bhante Khantidharo Mahathera yang ke-87.
Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan video ini.
Sumber:
Youtube Taste of Truth

Dedikasi atas perjalanan hidup 87 Tahun Bhante Khantidharo, Mahathera
Hari Minggu kemarin, saya mendampingi Bapak Menteri Agama, menghadiri acara Puja Bakti Agung Asadha 2562 di Komplek Candi Borobudur. Di komplek candi terbesar di dunia ini, kita menyaksikan pesona mahakarya dan mempelajari makna kerukunan.
Ini adalah warisan kita semua, seluruh umat beragama. Bagaimana kita menjaga kerukunan, saling menghormati, bergotong-royong, yang menjadi cagaknya republik ini.
Inilah kekuatan bangsa dan negara yang tidak boleh tergoyahkan oleh apapun dan siapapun.
Sumber:
Youtube Bapak Ganjar Pranowo
#GanjarPranowoVlog
